• Beranda
  • Berita
  • Kepanasan pakai APD COVID-19, petugas pemakaman di Gorontalo pingsan

Kepanasan pakai APD COVID-19, petugas pemakaman di Gorontalo pingsan

23 April 2020 21:38 WIB
Kepanasan pakai APD COVID-19, petugas pemakaman di Gorontalo pingsan
Seorang petugas pemakaman yang merupakan anggota keluarga terdekat PDP COVID-19 positif hasil "rapid test" meninggal, jatuh pingsan sebelum proses pemakaman pada Rabu (22/4/2020) di Desa Ilangata, Kecamatan Anggrek, Gorontalo Utara. (ANTARA/HO-dokumen pribadi)

Kondisi kepanasan akibat memakai APD baju hazmat itu memicu yang bersangkutan, usia sekitar 30 tahun jatuh pingsan di lokasi pemakaman

Seorang petugas pemakaman di Desa Ilangata, Kecamatan Kwandang, Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo sempat pingsan saat akan menguburkan jenazah  pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 yang dinyatakan positif hasil "rapid test" karena yang bersangkutan sangat kepanasan mengenakan alat pelindung diri (APD) baju hazmat yang baru pertama kali dikenakan.

"Kondisi kepanasan akibat memakai APD baju hazmat itu memicu yang bersangkutan, usia sekitar 30 tahun jatuh pingsan di lokasi pemakaman," kata Kepala Desa Ilangata Sumarjin Moohulao, di Gorontalo, Kamis, saat menceritakan kronologis pemakaman itu.

Seorang PDP COVID-19 positif hasil "rapid test" yang dimakamkan itu meninggal pada Rabu (22/4) pada pukul 15.47 WITA, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aloei Saboe, Kota Gorontalo.

Sumarjin menjelaskan bahwa sebelum mengenakan APD, empat orang anggota keluarga terdekat almarhum mengenakan pakaian berlapis itu.

Ia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo menyiapkan petugas pemakaman khusus untuk penerapan protokol penanganan COVID-19 pada kasus kematian mengingat pemahaman warga masih sangat awam sehingga memicu ketakutan untuk menjadi petugas pemakaman.

Sebagai solusi sementara, pihaknya meminta keikhlasan dari pihak keluarga terdekat untuk membantu, namun sayang satu orang petugas pemakaman itu pingsan sebelum menjalankan tugasnya.

Ditegaskannya bahwa atas terjadinya kondisi semacam ini tidak boleh disalahkan sebab mereka bukan petugas medis yang terbiasa mengenakan baju hazmat.

Pihaknya berharap pemkab menyiapkan petugas khusus pemakaman, yang khusus menangani protokol penguburan kasus positif COVID-19 maupun penanganan kematian orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

"Penggunaan APD baju hazmat merupakan kondisi yang baru bagi warga, dan menyebabkan berbagai kemungkinan buruk dapat terjadi, seperti pingsan dalam kondisi sebelum maupun saat bertugas," katanya.

​​​​​​​Karena kajadian itu, Sumarjin saat itu menggantikan posisi anggota keluarga yang pingsan tersebut, merampungkan proses penguburan pada pukul 22.17 WITA di lahan miliknya yang dihibahkan sebagai lokasi pekuburan.

Prosesi pemakaman dilakukan bersama tiga orang petugas dari RSUD Kota Gorontalo, mengenakan APD lengkap dan ditambah empat orang warga Desa Ilangata, termasuk kepala desa.

Pemakaman tersebut dikawal langsung Wakil Bupati Thariq Modanggu, Kapolres Gorontalo Utara, Dandim 1314, kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP), Kabag Ops Polres, serta personel TNI dan Polri di wilayah setempat.

Baca juga: Jubir: 28 peserta ijtima Gowa asal Gorontalo Utara negatif COVID-19

Baca juga: Cegah COVID-19, Wabup Gorontalo Utara bagikan masker di pasar

Baca juga: Untuk cegah COVID-19, Gorontalo Utara tolak pekerja asal Jabar-Sumsel


 
Dalam kondisi darurat, Kepala Desa Ilangata terpaksa menggantikan satu orang petugas pemakaman yang merupakan anggota keluarga terdekat PDP COVID-19 positif "rapid test" meninggal yang  jatuh pingsan sebelum proses pemakaman pada Rabu (22/4/2020) di Desa Ilangata, Kecamatan Anggrek, Gorontalo Utara. (FOTO ANTARA/HO-dokumen pribadi)

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020