Dari kasus positif tersebut, 350 orang meninggal dunia (sebelumnya 331 orang), sebanyak 1.947 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit (sebelumnya 1.988 pasien) dan 1.050 orang melakukan 'self isolation' di rumah (sebelumnya 959 orang).
"Kemudian sebanyak 889 orang menunggu hasil laboratorium," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia Tatri Lestari Handayani di Balai Kota Jakarta, Sabtu.
Di antara jumlah tersebut juga diketahui ada orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 42 orang.
Adapun orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 5.901 orang (meningkat dari sebelumnya 5.842 orang) dengan rincian, 5.722 sudah selesai dipantau (sebelumnya 5.253 orang) dan 179 masih dipantau (sebelumnya 589 orang).
Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 5.267 orang yang meningkat dari hari sebelumnya sebanyak 5.248 orang. Dari jumlah 5.267 orang itu, sebanyak 4.399 sudah pulang dari perawatan (meningkat dari sebelumnya 3.733 orang) dan 868 masih dirawat (turun dari sebelumnya 1.515 orang).
Baca juga: Pegawai Kejari Jakarta Selatan negatif COVID-19
Baca juga: 1.595 orang di Jakarta dapat layanan kesehatan jiwa COVID-19
DKI juga hingga Sabtu ini masih terus melaksanakan "rapid test" di enam wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP). Sebanyak 71.970 orang telah menjalani "rapid test" dengan persentase positif COVID-19 sebesar empat persen.
Hasil dari yang telah mengikuti tes cepat tersebut, yakni 2.849 dinyatakan positif COVID-19 dan 69.121 dinyatakan negatif.
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan beserta jajaran juga telah memberikan layanan kesehatan jiwa (mental) terhadap masyarakat yang terdampak COVID-19. Psikolog dan tenaga kesehatan jiwa di Puskesmas memberikan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psiko sosial melalui telepon dan chat (WhatsApp).
Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta turut memberikan layanan konsultasi online melalui aplikasi sahabat jiwa (berbasis website) pada situs https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id.
"Bagi masyarakat yang mengaksesakan diberikan layanan konseling oleh psikolog yang bertugas di Puskesmas di Provinsi DKI Jakarta," kata Dwi.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah membantu dan berkolaborasi menangani pandemi COVID-19. Sampai 24 April 2020, terdapat total 112 kolaborator yang telah berpartisipasi, dengan rincian 50 kolaborator berasal dari lembaga usaha. 25 kolaborator merupakan LSM/OMS, Badan PBB dan universitas.
Baca juga: DKI Jakarta perpanjang PSBB
Baca juga: Anies akui banyak warga belum dapat bansos
Sebanyak 27 kolaborator merupakan perorangan dan 10 kolaborator merupakan Kementerian dan setingkat kementerian.
Sedangkan bagi masyarakat yang ingin berkolaborasi, dukungan/bantuan yang masih dibutuhkan adalah alat pelindung diri (APD), masker, sarung tangan, disinfektan dan natura.
Dukungan dapat langsung disampaikan ke Jakarta Development Collaboration Network (JDCN) melalui Sekretariat Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta, Balai Kota, Blok G Lantai 2 atau melalui kanal jdcn.jakarta.go.id dan Chat Center di nomor 081196000196 dan 081196000197.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020