Prefektur Osaka Jepang menyatakan akan menyebut dan mempermalukan lebih banyak tempat perjudian pachinko, yang menentang permintaan karantina untuk mencegah penyebaran virus corona baru.Tempat-tempat pachinko itu besar, dan kami tahu mereka ada di mana. Namun, kalau untuk bar dan restoran yang masih beroperasi, itu lebih sulit diidentifikasi
Prefektur Osaka memutuskan untuk mengambil langkah itu setelah tiga dari enam lokasi pachinko yang disebut pada Jumat (24/4) kemudian tutup.
"Banyak tempat pachinko telah ditutup setelah kami menyebutkan nama enam tempat pada pekan lalu. Kami sekarang melakukan survei terhadap panti-panti pachinko dan akan mengumumkan hasilnya secara tepat," kata juru bicara Prefektur Osaka.
Beberapa tempat perjudian bising yang terus beroperasi merupakan suatu petunjuk nyata dari batas kemampuan pemerintah Jepang untuk melakukan karantina kota-kota dalam bentuk permintaan daripada perintah yang disertai dengan sanksi denda.
Baca juga: Aktris Jepang Kumiko Okae meninggal akibat terinfeksi virus corona
Jepang telah menghindari langkah-langkah penegakan hukum yang lebih kuat sebagian karena ingatan pelanggaran hak-hak sipil selama Perang Dunia II, dan perlindungan hak sipil tersebut diabadikan dalam konstitusi pasca-perang Jepang yang dirancang oleh Amerika Serikat.
Pemerintah Jepang mengumumkan keadaan darurat di Tokyo dan enam wilayah lainnya pada 7 April yang kemudian diperluas ke seluruh wilayah negara itu.
Panti-panti Pachinko -- tempat para pemain duduk berhadapan di barisan mesin yang panjang dengan bola-bola baja yang memantul dan lampu-lampu berkelap-kelip -- adalah suatu pemandangan umum di Jepang dan mudah diidentifikasi oleh para petugas kesehatan.
"Tempat-tempat pachinko itu besar, dan kami tahu mereka ada di mana. Namun, kalau untuk bar dan restoran yang masih beroperasi, itu lebih sulit diidentifikasi," kata juru bicara Prefektur Osaka.
Sumber: Reuters
Baca juga: Banyak gerai "pachinko" Jepang tetap buka meskipun darurat COVID-19
Baca juga: Jepang potong 100.000 lebih bunga tulip karena corona
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020