• Beranda
  • Berita
  • ASDP siapkan skenario terburuk rugi Rp478 miliar akibat COVID-19

ASDP siapkan skenario terburuk rugi Rp478 miliar akibat COVID-19

29 April 2020 16:44 WIB
ASDP siapkan skenario terburuk rugi Rp478 miliar akibat COVID-19
ilustrasi - Dua unit kapal Ferry milik PT ASDP Indonesia Ferry berlabuh di pelabuhan Bolok, Kupang, NTT Senin (13/1/2020). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha (Antara Foto/Kornelis Kaha)

Ini tidak pernah, ASDP tidak pernah rugi setelah sekian puluh tahun

PT ASDP Indonesia Ferry telah menyiapkan skenario terburuk, yakni menanggung kerugian sebesar Rp478 miliar apabila pandemi COVID-19 masih bertahan hingga akhir 2020.

“Dengan skenario itu, maka dapat dilihat bahwa laba rugi menjadi rugi semua di semua skenario. Ini tidak pernah, ASDP tidak pernah rugi setelah sekian puluh tahun,” kata Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi dalam rapat dengar pendapat (RDP) virtual dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu.

Ira menjelaskan skenario pertama, yakni jika pandemi COVID-19 bertahan dari Maret hingga Mei, maka perusahaan akan rugi Rp68 miliar.

Skenario kedua, jika pandemi masih berlangsung hingga Agustus 2020 maka perusahaan akan rugi Rp291 miliar dan jika pandemi masih menyerang Indonesia hingga Desember 2020 maka perusahaan akan rugi Rp478 miliar.

“Satu hal yang kami ingin sampaikan bahwa dari saldo kas akhir jika keadaan terburuk, maka ada saldo di angka Rp818 miliar atau rasio likuiditas kami adalah Rp236,4 di posisi paling buruk,” katanya.

Dengan rasio likuiditas tersebut, kata Ira, maka ASDP bisa bertahan hidup kurang lebih hingga pertengahan Juni 2021 apabila asumsinya perusahaan tidak mendapatkan pendapatan (cash in) sama sekali.

“Tapi saya pikir tidak terjadi kalau tidak dapat ‘cash in’ sama sekali karena logistik tetap jalan,” ujarnya.

Ia juga mengurangi investasi sebesar 60 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

“Kami melakukan revisi terhadap prioritas investasi yang akan kami tetapkan imandatory, prirotas investasi yang memberikan ‘revenue’ (pendapatan),” katanya.

Terkait penerapan digitalisasi, yakni tiket elektronik, di Pelabuhan Ketapang, Gilimanuk dan Bakauheni sudah 100 persen, namun di Pelabuhan Merak masih harus dikondisikan.

“Terkait dua hal kenapa harus digitalisasi, kami sudah menyiapkan selama satu tahun. Kita sudah tidak bisa melakukan model yang sama yaitu ‘go show’.” katanya.



Baca juga: Fokus di logistik, ASDP hentikan sementara penjualan tiket penumpang

Baca juga: ASDP siapkan mitigas bisnis hadapi pademi COVID-19

Baca juga: ASDP sebut 70 persen penumpang sudah menggunakan tiket elektronik

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020