UMM beri kompensasi UKT saat pandemi COVID-19

1 Mei 2020 10:54 WIB
UMM beri kompensasi UKT saat pandemi COVID-19
Rektor Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) Dr Fauzan. (ANTARA/Endang Sukarelawati)
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan kompensasi untuk pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) selama pandemi COVID-19 bagi mahasiswa aktif sebesar Rp1 juta untuk dua semester.

"Kita semua memahami kondisi ini. Semoga wabah ini cepat berlalu. Potongan UKT untuk mahasiswa ini sebagai salah satu dukungan untuk meringankan mahasiswa," kata Rektor UMM Dr Fauan di Malang, Jawa Timur, Jumat.

Kebijakan pemberian kompensasi UKT tersebut, tertuang dalam Surat Keputusan Rektor Nomor: 16/SK/UMM/IV/2020.

Untuk mahasiswa aktif semester 2, 4, 6, 8, 10 di semester genap 2019/2020 dilakukan pemotongan Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) sebesar Rp500.000, karena heregistrasi sudah berlangsung, pemotongan dilakukan di awal semester ganjil 2020/2021.

Baca juga: Reruntuhan bangunan "disulap" mahasiswa UMM jadi beton daur ulang

Baca juga: Kemendikbud percayakan program Pendampingan LSLC ke FKIP UMM


Untuk mahasiswa aktif semester 1, 3, 5, 7, 9, 11 di semester ganjil 2020/2021 dilakukan pemotongan SPP sebesar Rp500.000, sedangkan untuk mahasiswa semester lanjut, atau yang tinggal wisuda dilakukan pemotongan biaya wisuda sebesar Rp500.000.

Sedangkan untuk mahasiswa semester 1 angkatan 2020 semester ganjil 2020/2021 dilakukan pemotongan SPP di awal heregistrasi sebesar Rp500.000. "Mudah-mudahan pemotongan UKT dua semester ini bisa meringankan mahasiswa. Harapan kami wabah ini segera berlalu dan kehidupan (perkuliahan) menjadi normal kembali," ujarnya.

Sementara itu, Universitas Brawijaya juga memberikan kemudahan bagi mahasiswanya yang kurang mampu, yakni memberikan subsidi pulsa sebesar Rp100 ribu per mahasiswa untuk melancarkan kegiatan perkuliahan daring.

Rektor UB Prof Dr Nuhfil Hanani mengatakan subsidi tersebut diperuntukkan bagi mahasiswa tidak mampu. "Langkah yang pertama kita lakukan adalah mengecek jumlah mahasiswa tidak mampu," ucapnya.

Berdasarkan data yang ada sekitar 12.000 mahasiswa UB berkategori tidak mampu. Namun, bentuk subsidi tersebut tidak langsung diberikan dalam bentuk uang karena itu justru akan menyalahi aturan pertanggungjawaban.

Nuhfil menambahkan pihaknya akan bekerja sama dengan provider, seperti XL, Telkomsel, dan Indosat, untuk melakukan pengisian pulsa. "Hari ini kita bekerja sama dengan tiga provider. Nomer mahasiswa kita serahkan ke provider, nanti si mahasiswa tinggal pilih nomer mana yang akan dipakai," katanya.

Sebelumnya, UB juga bekerja sama dengan provider memberikan kuota 30 Giga bagi mahasiswa dan dosen untuk menunjang pembelajaran daring.

Selain memberikan bantuan dalam bentuk pulsa, UB juga memberikan bantuan kepada mahasiswa yang berada di Malang dalam bentuk sembako atau pembagian makanan gratis bagi yang tinggal di asrama.

"Saya berharap lembaga kemahasiswaan bisa bekerja sama dengan WR III dan untuk para dosen bisa menggunakan waktu pembelajaran daring dengan sebaik-baiknya, seperti membatasi video dan memberlakukan jadwal ujian bagi siswanya," katanya.*

Baca juga: Sri Mulyani dianugerahi gelar tokoh pemajuan ekonomi syariah

Baca juga: Inovasi mobil hemat energi dan ramah lingkungan sangat dibutuhkan

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020