UGM menggelar upacara Hardiknas secara virtual

2 Mei 2020 14:34 WIB
UGM menggelar upacara Hardiknas secara virtual
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono (kanan) bersama sejumlah dosen UGM mengikuti Upacara Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) 2020 bertajuk "Belajar dari COVID-19" secara daring di Yogyakarta, Sabtu (2/5/2020). Upacara peringatan Hardiknas tersebut dilakukan secara daring sebagai upaya pencegahan terhadap risiko penyebaran virus Corona yang dapat terjadi dalam kerumunan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp.
Civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional 2020 pada Sabtu (2/5) secara virtual sebagai upaya mencegah penularan COVID-19.

Upacara pengibaran bendera berlangsung di halaman Balairung UGM. Sementara Rektor UGM Prof Panut Mulyono beserta civitas akademika UGM lainnya mengikuti upacara dari kediaman masing-masing.

"Marilah kita senantiasa bersyukur memperoleh kesehatan, kekuatan, dan kesempatan sehingga dapat menghadiri puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2020 dalam suasana yang khidmat dan penuh rasa cinta pada tanah air, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, walaupun saat ini kita melaksanakan upacara di tempat masing-masing dan mengikuti secara daring," kata Panut Mulyono dalam sambutannya.

Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengangkat tema "Belajar dari COVID-19".

Baca juga: Guru Besar UGM imbau masyarakat cermat pilih obat alternatif COVID-19

Baca juga: Menteri PUPR tidak ingin pekerja konstruksi RS Akademi UGM kena Covid


Tema itu, kata Panut, sangat relevan karena pandemi COVID-19 telah memberikan kejutan yang membuat warga dunia tergagap-gagap dalam menyikapi, serta menyentakkan kesadaran bahwa dalam berbagai bidang kehidupan, masyarakat belum sepenuhnya siap melakukan tindakan tanggap darurat.

"Dari kondisi ini semestinya banyak hal yang dapat kita pelajari untuk meningkatkan kualitas dan derajat kehidupan kita dari pandemi ini," kata dia.

Menurut dia, Bangsa Indonesia saat ini menghadapi tragedi kemanusiaan yang sangat serius.

Pemerintah, kata dia, telah menyampaikan bahwa dalam situasi yang sangat berat, akan terjadi peningkatan jumlah angka kemiskinan hingga 3,78 juta orang, dengan jutaan tenaga kerja mengalami pemutusan hubungan kerja.

Sektor ekonomi, industri, dan pendidikan sontak terpukul oleh pandemi ini. UGM sendiri saat ini masih harus terus berbenah dalam metode pembelajaran secara daring, meski sistem ini telah dipersiapkan dan dikembangkan secara masif dan terstruktur sejak tahun 2004.

"Dalam melaksanakan tugas mendidik anak bangsa, kita harus terus-menerus melakukan penyesuaian dan inovasi pada proses pembelajaran. Kita lakukan relaksasi kurikulum, meninjau ulang peraturan akademik yang telah ada, serta terus mengembangkan MOOCs," kata Rektor.

Rektor pun berpesan kepada para peserta upacara agar tetap mematuhi imbauan untuk melakukan jaga jarak fisik (physical distancing) dan menerapkan pola hidup sehat, serta terlibat aktif dalam melakukan edukasi kepada masyarakat terkait langkah-langkah tersebut.

Seluruh komponen bangsa, kata dia, harus menyatukan energi dan sumber daya untuk memperkuat upaya melawan COVID-19.

Dengan kebersamaan, persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa, ia yakin bahwa masyarakat Indonesia mampu belajar bersama, melewati situasi sulit ini dan menjadi manusia yang lebih baik serta bangsa yang lebih tangguh.

"Mari kita terus bergandengan tangan demi kejayaan Tanah Air dalam semangat Hari Pendidikan Nasional memajukan bangsa dan negara Indonesia, belajar sepanjang hayat, melakukan inovasi tiada henti, dan meningkatkan kualitas diri untuk membangun negeri," kata dia.*

Baca juga: Menteri PUPR tinjau pembangunan Gedung Darurat COVID-19 di RSA UGM

Baca juga: Dokter UGM: Imunisasi bayi harus tetap jalan selama pandemi COVID-19

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020