Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengingatkan masyarakat terkait kondisi bahaya menyusul adanya peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Tanah Air.Pada bulan-bulan ini ada peningkatan kasus demam berdarah karena memang musim pancaroba
"Pada bulan-bulan ini ada peningkatan kasus demam berdarah karena memang musim pancaroba," kata Yurianto saat konferensi video di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: MPR ingatkan pemerintah waspadai lonjakan kasus DBD
Ia mengatakan demam berdarah berkaitan erat dengan pengendalian nyamuk karena menjadi vektor penyakit tersebut.
Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk terus memberantas sarang nyamuk guna menghindari DBD. Apabila cara tersebut dilakukan secara rutin, maka pemerintah menyakini tidak hanya COVID-19, namun DBD juga bisa diatasi secara bersamaan.
Baca juga: Sudinkes Jakarta Pusat catat 212 kasus DBD hingga April 2020
"Mari kita menjadi teladan untuk keluarga masing-masing. Hal itu termasuk menyelamatkan tetangga, lingkungan dan bangsa," kata Yuri yang juga Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19.
Sementara itu, Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan hingga 30 April 2020 tercatat 50.112 kasus DBD terjadi di Tanah Air dan 315 orang di antaranya meninggal dunia.
Baca juga: Gugus Tugas minta masyarakat waspadai DBD saat pandemi COVID-19
Berdasarkan data infografis mingguan yang disusun Kemenkes tercatat lima kabupaten dan kota kasus DBD tertinggi. Pertama Kabupaten Buleleng sebanyak 2.057 kasus, Kabupaten Sikka 1.624, Bandung 1.355, Kota Denpasar 858 dan Kabupaten Pringsewu 844 kasus.
Kemudian terkait sebaran kasus kematian akibat DBD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menempati urutan pertama dengan 52 kematian. Selanjutnya Provinsi Jawa Tengah 39 jiwa, Jawa Barat 33 dan Jawa Timur 32 kasus kematian.
Baca juga: DBD di Sumsel tembus 1.542 kasus dalam tiga bulan
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020