• Beranda
  • Berita
  • Penjualan gula semut pun ikut anjlok hingga 50 persen akibat COVID-19

Penjualan gula semut pun ikut anjlok hingga 50 persen akibat COVID-19

3 Mei 2020 18:33 WIB
Penjualan gula semut pun ikut anjlok hingga 50 persen akibat COVID-19
Gula semut Sari Aren produksi Desa Air Meles Atas Rejang Lebong. (Foto Antarabengkulu.com/Nur Muhamad)

Saat ini penjualan tinggal ke Palembang, sedangkan ke Pekan Baru dan Jakarta sudah tidak ada lagi

Penjualan gula semut yang dihasilkan petani di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat mengalami penurunan tajam hingga 50 persen.

Ketua Kelompok Sari Aren Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Suparman saat ditemui Minggu, mengatakan jika produksi gula semut yang mereka hasilkan saat ini berkisar 1,5 ton per bulan atau turun dari sebelumnya yang mencapai hingga 3 ton gula semut.

"Saat ini penjualan tinggal ke Palembang, sedangkan ke Pekan Baru dan Jakarta sudah tidak ada lagi. Kalau sebelumnya setiap bulan penjualan bisa mencapai 3 ton, tapi kini tinggal 1,5 ton saja," ujar dia.

Turunnya tingkat penjualan gula semut ini, kata dia, karena adanya wabah Virus Corona baru atau COVID-19 yang saat ini sedang melanda dunia dan Tanah Air sehingga sejumlah daerah itu menghentikan pembeliannya.

Baca juga: Ekspor gula semut naik 27 persen

Produksi gula semut Kelompok Sari Aren saat ini masih terus berproduksi kendati mengalami penurunan. Untuk jenis curah masih mereka jual Rp35.000 per kilogram dan gula semut jenis premium Rp45.000 per kilogram.

"Kalau sebelumnya orang dari Kota Bengkulu dan daerah lainnya yang datang ke Rejang Lebong banyak yang membeli gula semut ini sebagai oleh-oleh, tapi sekarang tidak ada lagi. Kalau pun ada yang beli itu warga sini dan ada juga yang akan dikirim ke luar daerah," ungkapnya.

Untuk menyiasati pendapatan, anggota kelompok di tengah masa pandemi COVID-19 ini tetap bertahan dengan sebagian mengalihkan produksi gula semutnya menjadi gula aren atau gula batok. Air nira yang disadap setiap harinya tidak lagi diolah menjadi gula semut tetapi gula batok yang harga penjualannya relatif stabil.

"Kalau gula aren atau gula batok ini pemasarannya masih lancar dan harganya relatif stabil. Untuk gula aren biasa di tingkat petani di jual Rp15.000 per kilogram dan gula aren yang bisa dijadikan gula semut berkisar Rp16.000-16.500 per kilogram," kata Suparman.

Baca juga: Anggota Komisi VI dukung pemerintah tekan harga gula

 

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020