Penguatan karakter tentang kecintaan terhadap lingkungan bisa dilakukan dengan memasukkannya dalam kurikulum muatan lokal yang berfokus kepada pengenalan lingkungan sekitar, menurut praktisi pendidikan lingkungan Aulia Wijiasih.Harapan saya daerah tidak buat muatan lokal sebagai monolitik
"Sudah dijelaskan di undang-undang bahwa setiap satuan pendidikan harus mengembangkan pendidikan berbasis daerah dan lingkungannya, berbasis kondisi sekitar dan pembangunan daerah. Itu jelas kurikulum itu bukan berbasis buku," kata anggota Tim Pembina Adiwiyata Nasional itu dalam diskusi yang diadakan Badan Restorasi Gambut (BRG) secara online di Jakara pada Senin.
Padahal pengenalan akan lingkungan sekitar siswa yang beragam di Indonesia bisa membantu penguatan karakter kecintaan lingkungan. Dia mengambil contoh bagaimana beberapa daerah di Indonesia memiliki lahan gambut, tapi belum tentu siswa atau orang yang tinggal di sekitarnya mengetahui tentang gambut dan perannya dalam ekosistem.
Keunikan berbagai daerah itu harusnya membuat pemerintah daerah membuat pelajaran muatan lokal tidak seragam tetapi seharusnya lebih terintegrasi.
Baca juga: Kemendikbud: Kecintaan pada lingkungan perlu kerja sama semua pihak
"Harapan saya daerah tidak buat muatan lokal sebagai monolitik, lebih baik terintegrasi hanya paradigma tentang integrasi yang harus kita kuatkan," kata dia.
Hal tersebut juga dikatakan oleh Kepala Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hendarman.
Menurut dia, penguatan karakter cinta lingkungan bisa dilaksanakan dengan integrasi dalam muatan lokal.
"Kembali lagi yang menjadi inti adalah komitmen dari daerah. Komitmen dari pimpinan daerah, kepala dinas atau tokoh masyarakat menjadi penting dalam hal ini. Kalau mereka menganggap ini penting untuk diajarkan dan sangat mempengaruhi daerah tentu saja akan lebih mudah," kata dia.
Mudah, kata Hendarman, dalam pengertian membuat peraturan daerah tentang penguatan karakter tersebut. Muatan lokal adalah kesepakatan di pemerintah daerah dan yang paling paham tentang lokal adalah pemerintah setempat.
Baca juga: Peneliti: Peran agama penting untuk usaha konservasi lingkungan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020