Fitur itu dapat mengenali warna lampu lalu lintas, kemudian membuat mobil berhenti jika sensor mengenali lampu merah yang menyala. Sistem juga dapat mengenali lampu kuning berkedip (rambu hati-hati/kurangi kecepatan), dan lampu hijau tanda berjalan.
Menurut USA Today yang dikutip Selasa, fitur berhenti otomatis itu memanfaatkan sistem kerja Traffic Aware Cruise Control atau Autosteer yang sudah dicoba beberapa pemilik Tesla terpilih.
Fitur itu akan memperlambat mobil saat sensor mendeteksi lampu merah pada rambu lalu lintas, termasuk yang berwarna hijau atau kuning.
Mobil akan berhenti ketika sensor membaca lampu merah tanda berhenti. Mobil akan kembali berjalan jika pengemudi menekan tuas persneling atau menginjak pedal gas.
Namun teknologi baru Tesla itu tersandung rekomendasi Badan Keselamatan Transportasi AS.
Alasannya, sistem autopilot Tesla pernah menyebabkan tiga kecelakaan fatal karena gagal mendeteksi objek bahaya di depan mobil.
Badan Keselamatan Lalu Lintas AS (NHTSA) mengatakan melalui pernyataan tertulis bahwa mereka "akan memonitor kinerja teknologi itu".
Jason Levine, direktur eksekutif Center for Auto Safety mengatakan Tesla menggunakan fitur itu untuk menjual mobil dan mendapatkan perhatian media, meskipun itu mungkin tidak berhasil.
"Sayangnya, itu cara yang sulit," katanya.
Baca juga: Tesla minta lisensi Inggris untuk jadi pemasok listrik
Baca juga: Insinyur tunjukkan prototipe ventilator buatan Tesla di YouTube
Baca juga: Mobil otonom akan jadi andalan pulang usai berpesta
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020