Indonesia termasuk negara yang menerima bantuan yang dikirim secara bertahap mulai akhir April hingga awal Mei 2020 tersebut, demikian keterangan KBRI Wina yang diterima Antara London, Selasa.
Duta Besar Indonesia untuk Austria dan PBB di Vienna, Dr. Djumala, atas nama Pemerintah Indonesia menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada IAEA atas bantuan dan kerja sama dalam penanganan COVID-19.
Peralatan baru itu akan dapat meningkatkan jumlah tes yang dilakukan. Bantuan ini merefleksikan hubungan erat antara Pemerintah RI dengan organisasi internasional terutama IAEA dan menghasilkan kerja sama yang hasilnya dapat secara konkret dirasakan dan bermanfaat bagi masyarakat.
Bantuan IAEA berupa peralatan pendeteksi virus dengan teknik data seketika (real time) RT PCR (reverse transcription–polymerase chain reaction), bahan pereaksi kimia untuk melakukan uji swab pasien yang diduga terinfeksi COVID-19, perlengkapan pelindung diri (APD) untuk pekerja laboratorium, dan beberapa bantuan lainnya.
Bantuan tersebut diproduksi di dua perusahaan di Jerman, tiga perusahaan di Austria dan satu perusahaan di Singapura. Salah satu barang bantuan telah dikirimkan pada tanggal 30 April dari Austria. Seluruh bantuan ini akan dikirimkan ke Unit Pengujian Terpadu (UPT) Laboratorium Kesehatan di Pontianak, Kalimantan Barat.
Bantuan ini dikoordinasikan IAEA dengan KBRI Wina dan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) dengan melibatkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Tambahan peralatan ini diharapkan dapat mempercepat dan memperbanyak pelaksanaan testing yang sangat penting dalam mencegah penyebaran virus.
Bermarkas di Wina, Austria, IAEA adalah organisasi internasional di bidang nuklir yang memajukan penggunaan teknologi nuklir yang aman serta mengatur penggunaannya untuk keperluan damai.
Baca juga: Pasien COVID-19 di Batam sembuh bertambah 1 jadi 16 orang
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Jakarta bertambah 169
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020