Menurut Kantor Berita Kyodo, jumlah kasus COVID-19 di negara tersebut sudah di atas 16.000 kasus, sementara jumlah kematian mencapai 579, termasuk 10 kematian baru pada Selasa.
Ibu Kota Jepang, Tokyo, melaporkan 58 kasus baru.
Sejauh ini 5.238 pasien dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit, sementara 313 pasien lainnya dalam kondisi kritis, demikian lembaga penyiar NHK.
Perdana Menteri Shinzo Abe pada Senin memperpanjang status darurat nasional sampai 31 Mei.
Jepang termasuk negara yang memiliki sistem manajemen kesehatan yang mapan.
Meskipun ada keluhan dari kalangan pekerja medis bahwa mereka telah bekerja keras sehingga beberapa di antara mereka mengalami stres, rumah-rumah sakit di Jepang tak sampai dalam situasi kewalahan menangani pasien corona yang berdatangan sebagaimana yang dialami oleh pekerja medis di Amerika Serikat atau Italia.
Sejumlah perusahaan juga menciptakan robot-robot yang menjadi asisten dalam perawatan pasien corona sehingga beban pekerja medis di rumah sakit menjadi lebih ringan.
Corona yang sampai saat ini belum ditemukan vaksinnya itu telah mengacaukan sejumlah jadwal pertandingan olahraga di Jepang, termasuk peristiwa yang paling bergengsi di dunia, Olimpiade Tokyo, yang semula direncanakan berlangsung pada 24 Juli-9 Agustus 2020.
Panitia memberikan perkiraan bahwa setidaknya kegiatan olahraga dunia itu bisa dilangsungkan pada pertengahan 2021.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Pandemi COVID-19 paksa turnamen sumo Jepang dibatalkan
Baca juga: Dokter ICU Jepang akan hadapi pertempuran panjang lawan virus corona
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020