"Dalam situasi pandemi Covid-19 ini, ajaran Buddha untuk selalu welas asih, bebas dari keserakan dan kebencian, seyogyanya membawa kita semua untuk saling membantu dan bergotong royong membantu sesama," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, Adi Sutarwijono, di Surabaya, Kamis.
Baca juga: Umat Budha sambut detik-detik Waisak dari rumah
Menurut dia, Trisuci Waisak merupakan momentum penting yang bisa membawa umat manusia untuk menuju terang jiwa dan ketulusan dalam pengabdian di kehidupan.
Trisuci Waisak, lanjut dia, mengisahkan tentang tiga peristiwa penting, mulai kelahiran Pangeran Sidharta di Taman Lumbini, penerangan sempurna yang dialami Pangeran Sidharta sehingga menjadi Sang Buddha hingga wafatnya Sidharta.
Baca juga: Peringatan Waisak 2564 BE/2020 di Kendari secara daring
"Semuanya merefleksikan tentang jiwa yang tulus, yang meninggalkan seluruh atribut kemewahan untuk meresapi kehidupan umat manusia," ujar dia.
Selain itu, lanjut dia, ajaran mulia Buddha membimbing semua makhluk bebas dari penderitaan, di antaranya bebas dari keserakahan dan kebencian. Perjalanan Buddha Gautama menempatkan keserakahan sebagai penderitaan, sehingga umat manusia diajak untuk tidak bermewah-mewahan secara berlebihan.
Laki-laki yang juga ketua DPRD Surabaya ini juga berterima kasih kepada seluruh umat Buddha, khususnya di Surabaya yang selama ini telah bahu-membahu bersama seluruh elemen untuk memajukan Surabaya.
Baca juga: Presiden Jokowi sampaikan ucapan selamat Hari Trisuci Waisak
"Mari terus kita jaga kerukunan antarumat beragama di Surabaya. Perbedaan yang ada adalah modal untuk membangun kebaikan bersama, dan saat ini semua bersatu bergotong royong membantu masyarakat terdampak Covid-19," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020