"Respon pandemi ini akan lebih cepat manakala masyarakat mematuhi kebijakan tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kebijakan untuk tidak keluar rumah, kebijakan menjaga jarak dan sebagainya," kata Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB yang dipantau di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan perlu disiplin yang kuat dalam menghadapi COVID-19 karena itulah cara yang dapat dilakukan untuk tidak memberi kesempatan virus menular akibat adanya kontak kuat antara satu dengan lainnya.
Disiplin tersebut meliputi penerapan PSBB di semua wilayah yang menerapkan, kemudian tidak keluar rumah sesuai imbauan pemerintah, menjaga jarak fisik serta menggunakan masker jika terpaksa keluar rumah.
Baca juga: Yurianto: Pasien sembuh bertambah 113 orang
Baca juga: Pemerintah: Disiplin dan patuh PSBB kunci mengakhiri pandemi
Termasuk pula kebiasaan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir menjadi sangat penting dan diharapkan dapat menjadi budaya baru. Sebab hal ini tidak hanya dilakukan untuk membendung COVID-19 namun juga penularan dari berbagai penyakit lainnya.
Ia mengatakan gambaran dari kepatuhan masyarakat tersebut akan terlihat dari penambahan kasus COVID-19 di Tanah Air dari hari ke hari.
"Jika kasus bertambah terus dan jumlahnya semakin banyak maka ini adalah gambaran bahwa disiplin tidak dijalankan," ujarnya.
Hal tersebut perlu diperhatikan sebab saat berada di luar rumah, siapapun tidak dapat membedakan orang yang terkena COVID-19 atau tidak sebab terdapat orang yang membawa virus tapi tidak menunjukkan gejala. Ini akan berisiko apalagi jika terjadi kontak dekat dan tidak menggunakan masker.
Bahkan, masalah yang lebih besar akan muncul jika terdapat saudara yang berusia lanjut atau menderita penyakit kronis menjadi terinfeksi sebab tidak menutup kemungkinan hal itu menjadi fatal.
"Maka ikuti aturan pemerintah dengan maksimal dan bekerja sama di tingkat keluarga, RT, RW serta lingkungan sekitar dan saling melindungi. Lindungi yang sakit dan lindungi yang sehat, ini yang bisa kita lakukan untuk memutus rantai penularan," ujarnya.*
Baca juga: Pasien sembuh jadi 2.494 orang dari 13.112 kasus positif COVID-19
Baca juga: Pembawa virus COVID tanpa masker berpotensi tularkan virus 75 persen
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020