Pandemik global COVID-19 dan segala dampaknya merupakan pengalaman baru bagi kita semua, sehingga pemerintah menjadi gamang dalam mengambil keputusan untuk menanggulanginya
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan pidato pembukaan pada Sidang Tahunan ke-40 Simposium Ekonomi yang diselenggarakan secara daring oleh Forum Ekonomi Islam Al Baraka dari Arab Saudi.
Wapres menyampaikan pidato pembukaan dalam simposium bertema "Yurisprudensi Pandemi dan Keadaan Kahar" (Jurisprudence of Pandemics and Force Majeure) melalui telekonferensi dengan aplikasi Zoom dari Kediaman Dinas Wapres di Jakarta, Sabtu sore.
Dalam pidatonya, Ma'ruf Amin mengatakan pandemik COVID-19 merupakan masalah baru yang dihadapi hampir seluruh negara di dunia. Dampaknya, banyak negara mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan.
Baca juga: Wapres Ma'ruf: Satukan kekuatan untuk penanganan COVID-19
"Pandemik global COVID-19 dan segala dampaknya merupakan pengalaman baru bagi kita semua, sehingga pemerintah menjadi gamang dalam mengambil keputusan untuk menanggulanginya," kata Wapres dalam sambutannya.
Tidak mudah bagi suatu pemerintahan untuk menetapkan kebijakan penanggulangan pandemik yang secara beriringan juga berdampak pada sektor industri dan ekonomi.
"Hampir semua negara mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan. Bahkan ada beberapa negara yang ekonominya terdampak sangat serius, sehingga membutuhkan bantuan dari negara lain," ujarnya menjelaskan.
Oleh karena itu, melalui Simposium tersebut, Wapres berharap para pemerhati ekonomi Islam, ahli fiqih syariah serta ahli hukum Islam dari seluruh dunia dapat menemukan gagasan dan solusi untuk menanggulangi dampak dari pandemik COVID-19 ini.
"Saya merasa yakin karena fiqih Islam dimaksudkan untuk memberikan kemaslahatan bagi umat seluruh dunia. Fiqih Islam tidak dimaksudkan untuk menyulitkan kehidupan, fiqih Islam merupakan solusi bagi kehidupan umat manusia termasuk solusi untuk menangani pandemik COVID-19 ini," tuturnya.
Baca juga: Wapres: Pendidikan kunci Indonesia menjadi lebih baik
Simposium Ekonomi Islam Al Baraka diselenggarakan setiap tahun di bulan Ramadhan sebagai wadah bertukar pikiran untuk mengembangkan ekonomi dan perbankan syariah dari perspektif teknis dan fiqih.
Bersamaan dengan pandemik COVID-19, Sidang Tahunan ke-40 kali ini diselenggarakan secara daring sekaligus mengusulkan penerapan solusi penanggulangan pandemik, yang mengutamakan pada aspek ekonomi serta sesuai dengan kebutuhan dunia saat ini.
Selain Wapres Ma'ruf Amin, Simposium tersebut juga menghadirkan pengusaha Arab sekaligus pendiri Dallah Al Baraka Group, Saleh Abdullah Kamel, serta perwakilan Sekretaris Jenderal Akademi Riset Islam (Islamic Research Academy) Sheikh Al-Azhar.
Simposium Ekonomi Islam ke-40 Al Barakah berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu (10/5), guna membahas mengenai Status Pandemik dan Keadaan Gahar terkait COVID-19. Beberapa pembicara yang akan menyampaikan jurnalnya antara lain Abdullah Al-Omrani tentang Utility Service Charges such as Water, Electricity and Communications, Osaid Kilani dari Abu Dhabi Islamic Bank tentang Stumbling on Recovering Sukuk, serta Sheikh Mamoun Al Qasimi dari Algeria tentang Expediting and Providing Zakat in Advance.
Baca juga: Wapres: Shalat berjamaah tidak boleh dilakukan di zona merah COVID-19
Baca juga: Wapres: Jumlah orang miskin bertambah karena pandemi COVID-19
Baca juga: Wapres: Tetangga sekitar harus menjadi prioritas utama
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020