Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) berencana memberikan apresiasi bagi inovator yang sukses membantu penanganan penyakit yang disebabkan COVID-19.Momentum untuk membuktikan bahwa kita dapat menyumbangkan inisiatif yang bermanfaat bagi dunia
Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa, di Jakarta, Sabtu, mengatakan banyak inovasi pelayanan publik tercipta di tengah pandemik, baik yang diciptakan pemerintah, swasta, maupun masyarakat.
"Momentum untuk membuktikan bahwa kita dapat menyumbangkan inisiatif yang bermanfaat bagi dunia,” kata dia.
Baca juga: Kementerian PAN dan RB gelar uji cepat COVID-19 untuk pegawai
Diah memberikan contoh, salah satu pemerintah daerah menciptakan aplikasi yang diberi nama Fight COVID-19 yang diluncurkan pada 9 Maret lalu.
Aplikasi tersebut memanfaatkan Google Maps, dengan skema 3T, yakni tracking, testing, and treatment untuk melawan COVID-19.
Skema 3T itu diterapkan bagi orang diduga terpapar khususnya terhadap status orang dalam pengawasan (ODP), orang tanpa gejala (OTG), dan pasien dalam pengawasan (PDP) serta dan yang positif COVID-19.
"Jadi seseorang yang dalam status tersebut dapat di-tracking lokasi dimana yang bersangkutan berada, termasuk pergerakannya dan kontak dengan siapa saja," tuturnya.
Aplikasi tersebut dapat memantau juga siapa saja yang telah melaksanakan rapid test dan swab test termasuk pergerakan mereka.
Pemantauan dilakukan secara terpadu dalam Gugus Tugas COVID-19 di daerah tersebut, melalui dashboard yang dipantau oleh kepada daerah.
Baca juga: Pandemi corona, Kemenpan-RB tetap evaluasi zona integritas
Kelak, menurut Diah inovasi seperti ini akan dibutuhkan jika suatu saat Indonesia mengalami keadaan yang sama. Diah memberi penekanan bahwa, inovasi tidak harus berbasis teknologi informasi, tetapi bisa juga inovasi yang menyentuh rasa kemanusiaan dalam penanganan wabah ini.
Kemenpan RB bekerja sama dengan Deutsche Gesellschaft Internationale Zusammenarbe (GIZ) dan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) terkait rencana apresiasi tersebut.
OECD saat ini sedang menghimpun berbagai inovasi pelayanan publik terkait penanganan COVID-19. Proses inventarisasi inovasi sudah dilakukan GIZ yang bersumber dari berbagai instansi pemerintah, swasta, ataupun inisiatif masyarakat.
Salah satu perwakilan GIZ-Transformasi Indonesia Redhi Setiadi mengatakan sudah ada lebih dari 140 inovasi pelayanan publik terkait penanganan COVID-19 dari berbagai instansi maupun masyarakat.
"Karena adanya keterbatasan mobilisasi untuk melakukan verifikasi di lapangan, maka tim sekretariat akan melakukan verifikasi melalui media yang reputable," ujar Redhi.
Baca juga: Kemenpan RB sebut Polri optimalkan layanan selama wabah COVID-19
Baca juga: Kemenpan RB gelar bimtek virtual pelayanan publik di tengah pandemi
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020