• Beranda
  • Berita
  • Berbagi berkah Ramadhan kepada ustadz dan guru ngaji saat pandemi

Berbagi berkah Ramadhan kepada ustadz dan guru ngaji saat pandemi

11 Mei 2020 22:26 WIB
Berbagi berkah Ramadhan kepada ustadz dan guru ngaji saat pandemi
Ustadzah terdampak pandemi COVID-19 penerima bantuan sosial dari Komunitas Tahsin Al Ghozy di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (11/5/2020) menerima bantuan yang dipusatkan di gerai 212 Mart Semplak, Bogor guna menghindari kerumunan. (ANTARA/HO-Komunitas Tahsin Al Ghozy)
Satu di antara keutamaan Ramadhan adalah disebut sebagai bulan penuh berkah. Itu sebabnya, umat Islam yang sedang melaksanakan berlomba-lomba untuk bisa mengisinya dengan kegiatan berbagi kepada sesama.

Penyebabnya, karena Allah SWT pada Ramadhan akan melipatgandakan pahala bagi umat-Nya yang beramal shalih, sehingga itu menjadi daya tarik kaum Muslimin dan Muslimat untuk mengejar ganjaran yang dijanjikan tersebut.

Hal ini diperkuat oleh teladan dari Rasulullah Muhammad SAW, karena selama Ramadhan, panutan umat yang disebut "penghulu para nabi" itu, justru pada Ramadhan kedermawanan terus ditingkatkan. Barangkali, untuk istilah milenial saat diberi sebutan "gaspol", yakni ibarat motor bila digas sampai penuh maka akan melaju dengan kencang.

Dalam hadits Rasulullah, menurut Ibnu Abbas, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, bahkan, lebih dermawan lagi apabila pada bulan Ramadhan.

Imam Bukhari dalam riwayatnya menggambarkan bahwa kedermawanan Rasulullah SAW saat Ramadhan sebagai: "Laksana angin yang berhembus, tidak pernah berhenti, dan senantiasa memberikan kedamaian, kenyamanan dan kenikmatan bagi para penerimanya".

Pada kajian sepanjang Ramadhan, para dai dan penceramah selalu memberikan contoh dan teladan Rasulullah --terkait meningkatkan kedermawanan itu-- untuk menggugah kaum Muslim agar bisa mengikuti apa yang dikerjakan tersebut.

Baca juga: Ketua MPR salurkan sembako ke guru ngaji dan pengurus mushalla

Baca juga: Kemenkeu jamin anggaran guru tidak berkurang meski pandemi COVID-19



Komunitas Tahsin Al Ghozy

Salah satu yang mengimplementasikan apa yang dicontohkan itu dilakukan oleh Komunitas Tahsin Al Ghozy di Kota Bogor, Jawa Barat.

Komunitas itu, adalah perkumpulan yang kegiatannya adalah mengajak masyarakat untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan positif seperti memperbaiki cara membaca Al Quran hingga ke tingkat hafalan Al Quran.

Selama ini, kegiatan pembelajarannya tersebar di lima masjid Kota Bogor, yakni Masjid Al Ghozy Yasmin, Masjid Raya Taman Yasmin, Masjid Al Fallah Yasmin, Masjid Al Hidayah Taman Cimanggu City, serta Masjid Al Istiqomah Yasmin.
 
Ustadz dan ustadzah guru ngaji terdampak pandemi COVID-19 penerima bantuan sosial dari Komunitas Tahsin Al Ghozy di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (11/5/2020) menerima bantuan itu yang dipusatkan di gerai 212 Mart Semplak, Bogor, guna menghindari kerumunan. (ANTARA/HO-Komunitas Tahsin Al Ghozy)


"Dalam rangka keprihatinan dan kepedulian terhadap dampak sosial ekonomi dari wabah COVId-19, kami mengadakan bantuan sosial (bansos) dengan mengusung spirit 'Dari Kita untuk Kita'," kata Ketua Tahsin Al Ghozy Ririe Rizal.

Bansos yang dikumpulkan dari keluarga besar komunitas tersebut berupa bantuan paket bahan pokok atau sembako senilai Rp250 ribu, yang diprioritaskan untuk saling membantu di antara keluarga besar.

Namun, ternyata dalam perkembangannya bantuan untuk keluarga besar yang membutuhkan di komunitas itu berlebih, sehingga disalurkan kepada para ustadz dan ustadzah, dan guru ngaji lainnya di Bogor Raya, yakni Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.

Total dana yang terkumpul sejumlah Rp125 juta yang kemudian dikonversi dengan 500 paket sembako bagi guru ngaji, ustadz dan ustadzah yang terdampak COVID-19.

Paket bantuan sembako itu berisi beras 10 kg, tepung terigu, ikan sardin kaleng, minyak goreng, gula dan lainnya, yang pengadaan dan pendistribusian dilakukan atas kerja sama dengan 212 Mart Semplak, Bogor.

Untuk menghindari kerumunan, kata Ririe Rizal, pengambilan paket sembako dipusatkan di 212 Mart Semplak, Bogor secara bergilir bagi 500 penerimanya selama sepekan, mulai tanggal 10-15 Mei 2020.

Manajer 212 Mart Semplak Bogor Wahyudin mengatakan kegiatan bakti sosial (baksos) di masa pandemi COVID-19 yang bersamaan dengan bulan Ramadhan 1441 Hijriah oleh Komunitas Tahsin Al Ghozy itu, selain membahagiakan bagi penerimanya, juga mengandung spirit dakwah dan keberpihakan dalam "jihad ekonomi".

Ia mengatakan baksos yang awalnya hanya diniatkan untuk saling bantu di keluarga besar Tahsin Al Ghozy ini ternyata separuh dari total paket bansos itu dibagikan pada marbot (petugas masjid) dan guru-guru ngaji Al Quran yang tersebar di kampung-kampung sekitar Bogor.

Irma K, seorang guru Taman Pendidikan Al Quran (TPA) di Kota Bogor yang menerima bansos itu mengucapkan terima kasih pada Tahsin Al Ghozy.

"Bantuan ini sangat bermanfaat untuk keluarga kami saat ini, yang hanya berpenghasilan sebagai pedagang kecil," kata Irma yang saat ini bekerja menjual makanan anak "cilok" itu.

Ucapan sama juga disampaikan guru ngaji lainnya Neneng Holisoh, warga kawasan Yasmin, Kota Bogor.

"Kami ucapkan terima kasih atas bantuannya kepada kami guru ngaji dan guru honorer yang sangat membantu kami yang terdampak musibah corona ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan bapak dan ibu dengan dengan pahala berlipat," kata Rini Achmad, guru honorer di Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

Ustadz sekaligus guru ngaji dari Yayasan At-Tawassuth di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor Achmad Fahir mengapresiasi Komunitas Tahsin Al-Ghozy atas bantuan bagi komunitas-komunitas terdampak pandemi saat ini.

"Ini wujud kesalehan sosial yang patut didukung bersama. Ini memberi contoh tentang pentingnya sedekah sebagai investasi paling aman dan kekal," katanya.

Sedangkan Ustadz Enjang bantuan tersebut sangat berguna dan membantu sejawat lainnya dalam menghadapi musibah COVID-19.

"Semoga Allah SWT memberikan banyak keberkahan kepada yang memberi," kata guru ngaji di Majelis Al Barkah, Kampung Pabuaran, Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.

Baca juga: 380 perusahaan mitra PLN beri bantuan atasi COVID-19

Baca juga: 734 WNI di luar negeri positif COVID-19, 372 di antaranya sembuh



Dewan Dakwah

Kondisi yang sama, yakni ikhtiar membantu ustadz dan ustadzah yang terdampak juga dilakukan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).

Ketua Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau M Subli mengajak umat Islam di wilayah itu untuk saling bahu-membahu membantu ustadz dan ustadzah yang tidak memiliki pendapatan dari kegiatan dakwah yang sekarang terhenti akibat terdampak pandemi COVID-19.

"Marilah sejenak kita ikut memerhatikan dan peduli pada ustadz dan ustadzah kita yang ada di Kabupaten Bengkalis, Riau ini, akibat dari pandemi ini ustadz kita juga sangat merasakan dampaknya, terutama dari faktor ekonomi," katanya ketika memberikan bantuan sembako kepada sejumlah ustadz di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Selasa (28/4).

Menurut dia bukan tanpa alasan kalau ustadz dan ustadzah merasakan dampak pandemi COVID-19 ini karena hampir tiga bulan sejak dikeluarkannya edaran pemerintah akan larangan berceramah di masjid, banyak ustadz di Kabupaten Bengkalis tetap tawakal dan taat akan aturan pemerintah sehingga mengalami nihil pendapatan.

"Seperti kita ketahui sekarang ustadz yang ada di Kabupaten Bengkalis nihil pendapatan selama sekitar tiga bulan ini," katanya.

Karena itu, ia juga mengajak seluruh perusahaan swasta, donatur dan juga pemerintah kabupaten untuk tergerak hatinya ikut serta membantu ustadz dan ustadzah yang ada di Kabupaten Bengkalis ini.

"Semoga bantuan paket sembako yang kami berikan ini dapat meringankan beban ekonomi ustadz kita, dan semoga masih ada pihak-pihak lain yang peduli dan tergerak hatinya untuk ikut membantu meringankan beban ustadz di Bengkalis ini," katanya.

Sedangkan lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa membagikan paket sembako kepada puluhan guru mengaji di wilayah Bekasi guna meringankan beban ekonomi mereka di tengah pandemi COVID-19.

"Bukan hanya kepada penjual asongan, ojek, dan pekerja dengan pendapatan harian lain, guru ngaji juga terdampak oleh wabah corona," kata Manajer Dakwah Dompet Dhuafa Imam Alfaruq.

Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi para ustadz itu, Dompet Dhuafa membagikan puluhan paket sembako bagi mereka.

Pandemi COVID-19, kata dia, telah memaksa banyak Taman Pengajian Anak (TPA) dan majelis-majelis lainnya untuk menghentikan aktivitas mereka.

Akibat penghentian tersebut banyak guru mengaji kehilangan pendapatan untuk sementara waktu.

Apa yang terjadi dengan kondisi pandemi ini, dengan apa yang sudah dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW tentang keberkahan Ramadhan, agaknya masih bisa "dikejar" di saat akhir Ramadhan 1441 Hijriah ini, seperti yang sudah dilakukan Komunitas Tahsin Al Ghozy, DDII Bengkalis dan juga Dompet Dhuafa di Jakarta dengan satu tujuan, meraih kemuliaan Ramadhan.*

Baca juga: Ketua MPR berikan sembako ke veteran dan warakawuri TNI/Polri

Baca juga: Masyarakat diajak perbaiki bacaan dan hafalan Al-Quran di Al Ghozy

Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020