Menparekraf Wishnutama Kusubandio saat jumpa pers Virtual Festival Film dan Serial Online Kerja sama Dengan GoPlay, Rabu menjelaskan, pascapandemi COVID-19 akan terjadi tren baru perubahan perilaku manusia atau yang disebut “new normal” termasuk salah satunya berdiskusi secara virtual, yang sebelum COVID-19 muncul, hal ini jarang dilakukan.
“Artinya era digital ini terakselerasi dengan cepat. Pertanyaan saya, ini bukan menjadi hal yang sementara, pascapandemi. Ini harus menjadi kekuatan baru Indonesia. Ini salah satu masa depan yang harus didukung. Untuk itu kita sambut dengan optimistis,” kata Wishnutama.
Baca juga: Kemenparekraf garap protokol agar industri film tetap berjalan
Ia juga menyadari, banyak yang terdampak akibat wabah COVID-19 bagi industri perfilman di Indonesia. Mulai dari produksi banyak yang terhenti dan film banyak yang tertunda penayangannya. Namun, ada cara untuk menyelesaikan masalah tersebut dibarengi dengan rasa optimistis.
Program festival film dan serial online bersama dengan GoPlay misalnya digelar untuk mendukung kondisi luar biasa bagi industri perfilman selama pandemi COVID-19.
“Saya harap teman-teman sineas, teman-teman film, teman-teman platform digital bisa membantu perkembangan film dengan caranya masing-masing. Saya juga berharap GoPlay sebagai produk anak bangsa bisa terus medukung karya-karya anak bangsa lainnya. Sehingga Industri perfilman kita semakin berjaya meskipun kita harus berhadapan dengan era digital yang makin cepat," ujarnya.
Menparekraf Wishnutama juga menjelaskan, OTT platform saat ini menjadi “trending” dan marak digunakan. Namun pemain platform OTT yang ada di Indonesia rata-rata dimiliki oleh asing. Maka ia berharap Goplay dapat menjadi OTT platfom buatan anak bangsa yang berhasil.
Baca juga: Festival Film dan Serial Online berlangsung mulai 13 Mei - 30 Juni
“Ini salah satu bentuk berkompetisi dengan pemain asing. Untuk itu, pemahaman ‘behaviour’ penonton kita jadi sangat penting, kita bisa membuat konten-konten yang baik sesuai dengan kemauan penonton. Sehingga apa yang akan diproduksi ke depan bisa tepat dan efisien. Hal itu menjadi cara untuk menyiapkan ekosistem baru, pemenangnya adalah siapa yang dapat memahami siapa penonton mereka, siapa ‘costumer’ mereka,” kata Wishnutama.
Sebelumnya, Kemenparekraf bekerja sama dengan Badan Perfilman Indonesia (BPI) untuk membahas tantangan yang dihadapi oleh pekerja film tanah air.
Selain itu juga untuk membuat protokol agar kehidupan perekonomian industri film dan pelakunya tetap berjalan di tengah kondisi yang mengalami berbagai tantangan bukan hanya bioskop tapi juga saat produksi yang dihadang tantangan berat COVID-19.
“Kami sedang menyiapkan berbagai protokol untuk menghadapi kondisi ‘new normal’, Jika protokolnya sudah siap, kita akan melakukan simulasi dan uji coba karena kehidupan perekonomian harus berjalan. Ini dipersiapkan untuk kondisi yang lebih baik dari hari ini tapi sekarang masih mempersiapkan protokol-protokol dari sebelumnya, ini harus dipersiapkan untuk hidup dalam masa ‘new normal’,” kata Wishnutama.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum BPI Dewi Umaya mengatakan sampai saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah dalam penyusunan protokol yang nantinya akan diteruskan kepada para stakeholder.
"Setelah disusun dalam waktu dekat akan disosialisasikan ke stakeholder. Protokol-protokol ini tentunya harus sesuai dengan semua pihak. Nantinya protokol ini akan dikirimkan ke pemerintah dan dilihat oleh Gugus Tugas," ujar Dewi.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020