Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) akan mengintensifkan lahan pertanian di daerah transmigrasi untuk memastikan kebutuhan pangan tercukupi saat terjadi pandemi COVID-19.kita upayakan musim kering ini sudah mulai
"Kementerian Desa melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi berbagai hal pasca-COVID-19 termasuk yang disampaikan FAO (Food and Agriculture Organization) yang menyatakan kebutuhan pangan akan mengalami suatu kekurangan yang cukup signifikan," kata Mendes PDTT Abdul Halim Iskandari dalam temu media via konferensi video di Jakarta, Kamis.
Oleh karena itu, ujar dia, pemerintah termasuk Kemendes PDTT mulai mempersiapkan dan mengambil langkah untuk memastikan terjadinya ketahanan pangan di saat impor akan semakin sulit karena negara-negara akan berusaha memenuhi kebutuhan internal.
Baca juga: Pakar: Perlu antisipasi krisis pangan di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Mendagri puji program lumbung pangan COVID-19 Bekasi
Untuk itu, Kemendes PDTT akan melakukan intensifikasi hasil pertanian yang ada di lahan transmigrasi. Menurut data pemerintah, terdapat 1,8 juta hektare (ha) lahan pertanian di yang berada di 3,2 juta ha kawasan transmigrasi.
Untuk melakukan intensifikasi di kawasan transmigrasi itu harus memenuhi beberapa syarat yaitu ketersediaan bibit unggul, pupuk, mekanisasi, irigasi, penggilingan padi, dan perbankan.
Menurut pria yang akrab disapa Gus Menteri itu, dari 1,8 juta lahan pertanian di kawasan transmigrasi yang siap menjalani intensifikasi hasil pertanian adalah sebesar 509 ribu ha yang ditargetkan mampu menghasilkan 5 juta ton padi.
Baca juga: ACT ajak masyarakat berzakat bantu penuhi kebutuhan pangan warga
Baca juga: Pangan lokal Papua di tengah pandemi COVID-19
Kawasan-kawasan yang menjadi fokus prioritas Kemendes PDTT untuk intensifikasi adalah Kabupaten Mesuji di Lampung, Kabupaten Banyuasin di Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kabupaten Kubu Raya di Kalimantan Barat dan Dadahup yang terletak di Kabupaten Kapuas di Kalimantan Tengah,
Selain itu ada juga daerah Kabupaten Barito Kuala di Kalimantan Selatan, Kabupaten Kutai Timur di Kalimantan Timur, Kabupaten Boalemo di Gorontalo, Kabupaten Morowali di Sulawei Tengah, dan Kabupaten Luwu Timur di Sulawesi Selatan.
"Kita upayakan musim kering ini sudah mulai makanya kita harus diskusi dengan pihak Kementerian Pertanian dan Kemenristek dan perguruan tinggi terkait dengan pengadaan bibit yang tidak butuh banyak air," kata Gus Menteri.
Intensifikasi itu akan dilakukan 243 desa dan akan mendapat dukungan Dana Desa lewat program Padat Karya dengan dana sebesar Rp94 miliar.
Baca juga: PKS Jatim inisiasi gerakan "Ayo Menanam" wujudkan ketahanan pangan
Baca juga: Puspolkam: Perlu komando terpusat ketahanan pangan antisipasi COVID-19
Baca juga: Gugus Tugas dorong masyarakat manfaatkan keragaman pangan Indonesia
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020