Setelah melakukan transformasi bisnis, salah satunya renovasi gedung, Sarinah akan menjadi mal dan etalase pemasaran produk UKM Tanah Air dengan mengkombinasikan juga produk asing atau brand internasional.
"Begitu masuk ke dalam site Sarinah, baik 'offline' maupun 'online' wajah Indonesia yang akan dominan. Bukan berarti tidak ada brand internasional, tetapi Indonesia yang akan menjadi latar dan isi Sarinah ke depan," kata Ngurah Yasa dalam web seminar di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Setelah renovasi, Sarinah akan seleksi gerai dan toko yang kembali
Ngurah Yasa menambahkan bahwa visi Sarinah ke depan adalah menjadi ekosistem bisnis bagi UKM unggulan Indonesia, industri kreatif dan brand-brand lokal ternama dalam negeri.
Senada dengan itu, Direktur Retail PT Sarinah, Fetty Kwartati menjelaskan dalam transformasi dan konsep bisnis Sarinah yang baru, pusat perbelanjaan tersebut juga akan memiliki "Duty Free Shop" dengan mengkombinasikan produk premium Indonesia dan produk internasional.
"Duty Free Shop" ini akan memasarkan produk Indonesia, seperti kerajinan tangan dan produk lokal premium lainnya, serta produk internasional seperti parfum, kosmetik, fesyen, aksesoris, wine dan rokok.
Baca juga: Erick: Pembaharuan gedung Sarinah dengan tidak tinggalkan sejarah
Fetty mengatakan brand-brand internasional yang dapat bergabung dan berbisnis di Sarinah adalah yang terbukti memiliki konten dalam negeri, serta mempekerjakan banyak SDM Indonesia.
"Brand-brand asing yang sudah 'proven' dan sangat besar di Indonesia, di mana konten lokalnya tinggi, pasti akan kita diskusikan untuk mengisi 'spot' kepada mereka, seperti McDonald's juga, tetapi tentu akan disesuaikan dengan konsep yang baru," kata Fetty.
Duty Free Shop ini diharapkan menjadi etalase bagi turis mancanegara untuk bisa melihat berbagai produk unggulan Indonesia .
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020