"Ada yang menetap sejumlah 10 orang karena korban PHK ya dia tetap di sana (GOR Karet Tengsin). Mereka bertahan karena ga mampu kontrak rumah, ya kami (Pemkot Jakarta Pusat) tampung mereka di situ," kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, Ngapuli Parangin-angin saat dihubungi, Jumat.
Ngapuli mengatakan, 10 orang itu berasal dari berbagai daerah tidak hanya dari Jakarta Pusat namun juga ada yang berasal dari luar Jakarta Pusat seperti dari kawasan Grogol dan Tangerang.
"Mereka yang PHK itu datang sendiri dia, mereka bukan hasil penjangkauan, mereka datang sendiri minta perlindungan. Karena ga sanggup kontrak rumah, ga sanggup beli makan, kita layani mereka dengan baik," kata pria yang akrab disapa Apul itu.
Baca juga: Sudah 16.699 karyawan di Jakarta Pusat jadi korban PHK akibat COVID-19
Baca juga: Disnakertrans usul pekerja terdampak COVID-19 masuk data bansos fase 2
Fasilitas yang diberikan oleh Sudin Sosial Jakarta Pusat terhadap korban PHK itu selain tempat tidur adalah pemenuhan kebutuhan makanan dan minum, serta kebutuhan kesehatan dan kebersihan.
"Peralatan mandi kita siapkan untuk mereka. Kita upayakan bagaimana caranya mereka tetap terfasilitasi karena butuh perhatian," kata Apul.
Hingga Jumat (15/5) pukul 12.00 WIB, Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat mencatat ada sebanyak 44 PMKS yang ditampung di GOR Karet Tengsin. "Hari ini ada dua yang baru masuk lagi," kata Ngapuli.
Sejak akhir April 2020 Pemerintah Kota Jakarta Pusat menyulap GOR Karet Tengsin sebagai tempat penampungan sementara para PMKS yang terjaring dalam Operasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Operasi Ramadhan untuk mengurangi potensi penyebaran COVID-19 di luar ruangan.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020