Bank Indonesia (BI) mengungkapkan berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II Mei 2020, perkembangan harga-harga pada Mei 2020 diprakirakan deflasi 0,04 persen (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya....inflasi secara tahun kalender sebesar 0,80 persen (ytd) dan secara tahunan sebesar 2,08 persen
"Sehingga inflasi secara tahun kalender sebesar 0,80 persen (ytd) dan secara tahunan sebesar 2,08 persen (yoy)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan penyumbang utama deflasi pada periode laporan antara lain komoditas telur ayam ras (0,09 persen), bawang putih (0,05 persen), cabai merah (0,04 persen), cabai rawit (0,03 persen), emas perhiasan (0,02 persen), kangkung dan bayam masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Baca juga: BI perkirakan inflasi April 2020 capai 0,18 persen
Sementara itu komoditas utama yang menyumbang inflasi yaitu daging ayam ras (0,05 persen), bawang merah (0,03 persen), angkutan udara (0,03 persen), udang basah, ikan tongkol, jeruk dan air minum kemasan masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi pada April 2020 sebesar 0,08 persen atau sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 0,10 persen.
Dengan demikian inflasi tahun kalender Januari-April 2020 tercatat 0,84 persen, dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 2,67 persen.
BI memproyeksikan inflasi pada periode Ramadhan dan Idul Fitri pada 2020 diperkirakan akan lebih rendah dari rata-rata historis.
Salah satu penyebabnya adalah permintaan yang diproyeksikan lebih rendah karena pandemi COVID-19 menyebabkan rendahnya aktivitas manusia, terkait pembatasan mobilitas, PSBB dan lain sebagainya.
Baca juga: Mantan Gubernur OPEC: Penurunan harga BBM potensi munculkan inflasi
Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020