• Beranda
  • Berita
  • SKK Migas sebut penurunan harga gas hemat belanja pemerintah

SKK Migas sebut penurunan harga gas hemat belanja pemerintah

16 Mei 2020 21:57 WIB
SKK Migas sebut penurunan harga gas hemat belanja pemerintah
Dokumentasi - Sejumlah pekerja memindahkan muatan ke Terminal Penerimaan dan Regasifikasi Arun yang dioperasikan oleh anak perusahaan PT Pertamina Gas yaitu PT Perta Arun Gas di Lhokseumawe, Aceh, Kamis (19/1/2015). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aa.

..penurunan penerimaan negara ini terdiri dari penurunan dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan dana bagi hasil (DBH) yang menjadi kewenangan Kementerian Keuangan.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan bahwa penurunan harga gas menjadi 6 per MMBTU dapat menghemat belanja pemerintah.

"Ada perkiraan penghematan yang mungkin diterima pemerintah dari dampak penurunan harga gas ini sebesar Rp97,8 triliun pada tahun 2020-2024," papar Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko dalam Indonesian Gas Society Webinar di Jakarta, Sabtu.

Arief mengemukakan penghematan itu terdiri dari konversi pembangkit diesel sebesar Rp13,1 triliun, penurunan kompensasi listrik Rp54,7 triliun.

Kemudian, pajak dan dividen dari industri dan pupuk sebesar Rp5,8 triliun, serta penurunan subsidi dari pupuk dan PLN sebesar Rp24,2 triliun.

"Ternyata dari sektor hilirnya atau penggunaannya yaitu kelistrikan dan industri, ada perkiraan penghematan yang mungkin diterima pemerintah," katanya.

Kendati demikian, ia mengakui, terdapat juga potensi penerimaan negara yang hilang, diperkirakan sebesar Rp87,4 triliun pada 2020-2024.

"Jadi penurunan penerimaan negara ini terdiri dari penurunan dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan dana bagi hasil (DBH) yang menjadi kewenangan Kementerian Keuangan," ucapnya.
Baca juga: Industri hulu migas diminta pertahankan operasional dan hindari PHK

Dengan demikian, lanjut Arief, terdapat beberapa penghematan beban APBN berupa konversi, kompensasi, dan subsidi. Kemudian sumbangan pajak dividen dari industri dan pupuk pemerintah masih punya keuntungan dari penurunan harga gas sebesar Rp10,4 triliun.

Ia mengharapkan keuntungan itu dapat memberikan multiplier effect berupa peningkatan produktivitas industri serta penyerapan tenaga kerja.

"Jadi di samping ada beberapa multiplayer effect dari penurunan harga gas ini, ada beberapa pemberitaan industri keramik sudah menggeliat lagi, kemudian industri sarung tangan karet juga sudah mulai merasakan harga gas rendah sehingga semangat untuk menumbuhkan kegiatannya lagi," katanya.

Arief mengharapkan skenario ini dapat berjalan dengan baik, terutama dari sisi tenaga kerja yang bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.

Baca juga: Tiga cadangan migas ditemukan sepanjang kuartal I 2020
Baca juga: SKK Migas: Empat proyek hulu selesai kuartal I 2020
Baca juga: Lifting migas kuartal I capai 90,4 persen dari target

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020