Pemerintah sedang menyusun strategi untuk menghidupkan kembali (restart) perekonomian domestik di tengah pandemi COVID-19, agar revisi target pertumbuhan ekonomi yang menjadi sebesar 2,3 persen pada tahun ini dapat tercapai.
“Presiden Joko Widodo minta dibuatkan strategi khusus agar kita bisa ‘restart’ perekonomian. Ada beberapa hal, seperti kriteria apa yang bisa mendorong dan mengevaluasi kesiapan dari setiap daerah,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin.
Strategi tersebut, kata Airlangga, akan mencakup kriteria yang menentukan kesiapan masing-masing daerah untuk memasuki tatanan kehidupan baru (new normal) di segala aspek, termasuk perekonomian.
Baca juga: Kecenderungan "the new normal" dunia bisa jadi peluang bagi Indonesia
Kriteria yang akan digunakan pemerintah, antara lain adalah reproduction rate untuk melihat perkembangan pandemi virus Corona tipe baru di sejumlah daerah.
Bila daerah dengan reproduction rate atau R0 di atas 1 maka daerah tersebut masih di tahap penularan yang tinggi. Sementara bila R0 di bawah 1, itu menandakan penyebaran COVID-19 di sudah mulai landai.
"Bila kurang dari satu sudah bisa dibuka untuk normal baru," ujarnya.
Kriteria lainnya yang akan digunakan adalah kesiapan daerah. Penilaian kesiapan daerag dilakukan berdasarkan aspek epidemiologi, maupun kesiapan pemerintah daerah dan kedisiplinan masyarakat.
Nantinya, pemerintah pusat akan memberikan salah satu dari lima skor yang merepresentasikan kesiapan daerah untuk memasuki fase kehidupan baru. Kelima skor itu adalah level krisis, level parah, level substansial, level moderat, dan level rendah.
Baca juga: Mochtar Riyadi: Indonesia harus bersatu dengan negara-negara ASEAN
“Level pertama krisis atau belum siap. Level kedua juga belum siap. Level moderat di mana daerah bersiap untuk normal baru," ujarnya.
Sejumlah sektor industri, kata Airlangga, sedang menyiapkan standar operasional untuk memasuki kehidupan normal baru. Nantinya standar tersebut akan dikoordinasikan dengan Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, termasuk Indonesia, pertumbuhan ekonomi domestik merosot hingga ke level 2,97 persen pada kuartal I 2020. Pada kuartal II 2020, tekanan ekonomi diperkirakan akan lebih kuat, karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kian gencar dilakukan pemerintah daerah untuk memutus rantai penularan COVID-19.
Airlangga masih berharap secara keseluruhan tahun, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh sesuai skenario pemerintah di 2,3 persen (yoy).
“Angka (pertumbuhan) 0,5 persen itu yang keluar dari prediksi Dana Moneter Internasional (IMF) di 2020. Tentu kita berharap skenarionya bisa sampai yang di 2,3 persen,” ujar dia.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020