• Beranda
  • Berita
  • KemenBUMN: Kami bukan nyelonong masuk, tunggu arahan Gugus Tugas

KemenBUMN: Kami bukan nyelonong masuk, tunggu arahan Gugus Tugas

18 Mei 2020 21:55 WIB
KemenBUMN: Kami bukan nyelonong masuk, tunggu arahan Gugus Tugas
Gedung Kementerian BUMN. ANTARA/Aji Cakti

Jadi kalau sudah ada sinyal-sinyalnya kami sudah siap, bukannya menunggu kapan ada pelonggaran PSBB baru kami siapkan diri...

Kementerian BUMN menyampaikan bahwa aktivitas di lingkungan BUMN menunggu arahan dari Gugus Tugas COVID-19 dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Kami nunggu ini dari pemerintah dalam konteks ini Ketua Gugus Tugas dan Kemenkes yang akan berikan sinyal kami sudah bisa masuk atau belum. Jadi kami bukannya nyelonong masuk, tapi kami siapkan protokol yang mulai sosialisasikan kepada karyawan, customer, stakeholder," ujar Deputi bidang SDM, Teknologi dan Informatika, Kementerian BUMN Alex Denni di Jakarta, Senin.

Dengan begitu, lanjut dia, jika Gugus Tugas COVID-19 dan Kemenkes memberikan sinyal, BUMN siap menjalankan protokol penanganan COVID-19.

Baca juga: Pegawai BUMN di bawah 45 tahun diminta berkantor sesuai PSBB setempat

"Jadi kalau sudah ada sinyal-sinyalnya kami sudah siap, bukannya menunggu kapan ada pelonggaran PSBB baru kami siapkan diri, kami sudah antisipasi seminggu sebelum perkiraan antisipasinya pemerintah agar kami punya waktu sosialisasi," ucapnya.

Alex menyampaikan bahwa salah satu yang menjadi perhatian Kementerian BUMN adalah bagaimana mendorong ekonomi dengan kondisi new normal.

"Kemarin kita biasa kerja konvensional, tahu-tahu dari rumah. Nah protokol yang ada belum cukup jawab bagaimana kalau masuk ke new normal, ini harus disempurnakan, masyarakat aktivitas seperti biasa tapi dengan kebiasaan yang beda," katanya.

Baca juga: Erick minta BUMN antisipasi skenario "the new normal"

Dalam situasi new normal, menurut Alex, jumlah yang terpapar dan meninggal akibat COVID-19 akan terus berkurang.

"Kegiatan bisnis juga akan mencari cara-cara baru dengan produk-produk baru, solusi-solusi baru yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk menjalani kehidupan dengan budaya yang baru. Inilah yang disebut new normal," ucapnya.

Saat ini, lanjut dia, masyarakat sedang berada di pertengahan zona bahaya (awal pandemi) dan new normal.

"BUMN diharapkan dapat menjadi influencer yang signifikan untuk menciptakan skenario new normal," ucapnya.

Baca juga: Pertamina siapkan protokol "new normal" dalam operasional
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020