• Beranda
  • Berita
  • DPR dukung skenario "new normal" BUMN ala Erick Thohir

DPR dukung skenario "new normal" BUMN ala Erick Thohir

19 Mei 2020 19:40 WIB
DPR dukung skenario "new normal" BUMN ala Erick Thohir
Anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi BUMN, Mufti Anam, (ANTARA/Dok Antara Jatim)

Kementerian BUMN perlu menuntaskan konsolidasi kesiapan SDM, metode operasional, teknologi produksi, pengelolaan hubungan dengan konsumen dan mitra kerja dalam waktu dekat ini

Anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi BUMN, Mufti Anam, mendukung Menteri BUMN Erick Thohir untuk terus menuntaskan penyiapan skenario "new normal" atau yang dikerangkai dengan gerakan #CovidSafe BUMN, dengan tujuan menumbuhkan optimistis publik di tengah situasi ekonomi yang sulit saat ini.

"Mulai sekarang, kita tidak perlu mendikotomikan penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi. Dua hal itu bukan saling meniadakan, karena protokol kesehatan digunakan untuk menopang produktivitas ekonomi. Kita harus siap masuk 'new normal', aman dari COVID-19 dan tetap produktif, termasuk di lingkungan BUMN," kata Mufti, dikonfirmasi dari Surabaya, Selasa.

Menurut Mufti, setelah skenario 'new normal" BUMN muncul, publik bereaksi positif, dan terbukti pasar keuangan menyambut positif, termasuk di pasar surat berharga negara, dimana modal kembali mengalir ke pasar obligasi negara, dan menjadi stimulus bagi pelaku ekonomi untuk kembali optimistis.

Baca juga: Kementerian BUMN: New Normal buat ketergantungan pada teknologi tinggi

"Optimisme ini penting untuk membangun kesadaran bahwa 'new normal' akan segera tiba, era ketika kita kembali produktif sekaligus tetap menghindari COVID-19. Tinggal waktunya menunggu komando pemerintah terkait PSBB, terkait kajian epidemiologi di masing-masing daerah tempat BUMN beroperasi," tutur Mufti yang merupakan politisi PDI Perjuangan itu.

Ia mengatakan, bahwa optimistis tak ternilai harganya dalam membangun pergerakan ekonomi, oleh karena itu langkah Erick Thohir perlu terus didukung dalam menyiapkan "new normal" BUMN.

"Kementerian BUMN perlu menuntaskan konsolidasi kesiapan SDM, metode operasional, teknologi produksi, pengelolaan hubungan dengan konsumen dan mitra kerja dalam waktu dekat ini," ucapnya.

Penuntasan konsolidasi "new normal" ini, kata Mufti sangat penting, agar BUMN sebagai lokomotif ekonomi nasional langsung "nge-gas" ketika pelonggaran-pelonggaran diputuskan pemerintah.

Mufti juga menyinggung pentingnya skenario "new normal" BUMN yang berdampak positif pada pengelolaan kesehatan karyawan hingga pergerakan ekonomi masyarakat.

Baca juga: HIPMI sambut baik program "The New Normal BUMN"

"Saya optimistis, jika diterapkan penuh kedisiplinan, protokol kesehatan di BUMN menyambut 'new normal' akan menjadi gaya hidup baru yang meningkatkan kualitas kesehatan jutaan orang dalam ekosistem bisnis BUMN," ujarnya.

Selain itu, "new normal" BUMN juga akan berdampak langsung ke ekonomi rakyat kecil. Permintaan barang dan jasa pasti ikut terkerek jika skenario "new normal" BUMN sudah dijalankan.

"Meskipun dalam 'new normal' itu interaksi fisik berkurang, tetap akan memulihkan permintaan barang dan jasa masyarakat karena intensitas bisnis BUMN bergerak lebih cepat ketimbang WFH penuh saat pandemik. Orang butuh transportasi, beli makan-minum, laundry baju kerja, dan sebagainya," paparnya.

Baca juga: Bamsoet minta pemerintah kaji mendalam kebijakan "new normal"

Baca juga: LIPI: Model bisnis berubah dalam hidup normal baru di tengah COVID-19

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020