Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM) dan PT Insight Investments Managements memberi bantuan kuota internet untuk membantu meringankan beban sebagian tenaga pendidik selama belajar jarak jauh akibat pandemi COVID-19.Target kami selama Mei dan Juni ini ada 150 orang guru se-Jabodetabek yang kita bantu
"Bantuan diberikan untuk dua bulan, yakni Mei dan Juni, setiap guru mendapatkan kuota 100 gigabyte (GB) untuk dua bulan," kata Ketua Pengurus YIIM Chrisbiantoro di Jakarta, Selasa malam.
Chris menyebutkan, bantuan kuota dalam program peduli pendidikan di masa COVID-19 telah disalurkan ke sejumlah guru honorer dan guru tetap dari beberapa sekolah swasta di wilayah Jakarta.
Bantuan pertama diberikan untuk 15 kepada guru SD Kristen Nasional Anglo, Rawasari, Jakarta Pusat, pada awal Mei 2020. Termasuk bantuan tas sekolah untuk murid tidak mampu.
"Masing-masing guru mendapat kuota internet 50 GB untuk bulan pertama, selanjutnya kita bagikan lagi di bulan Juni," katanya.
Baca juga: YIIM bantu guru dan murid di Jakarta Selatan
Baca juga: YIIM salurkan bantuan bagi masyarakat terdampak COVID-19 Berikutnya di SMP 5 Hangtuang, Jakarta Utara, sebanyak 16 guru ditambah bantuan alat tulis untuk 15 murid dari keluarga tidak mampu.
"Hari ini kami salurkan lagi untuk guru Madrasah Ibtidaiyah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, sebanyak 25 guru untuk persiapan mereka menghadapi ujian online," katanya.
Total ada 56 guru yang mendapatkan bantuan kuota internet, 25 orang di antaranya adalah guru honorer. Bantuan kuota internet tersebut kembali akan disalurkan pada Juni ke masing-masing sekolah dan akan diperluas cakupannya untuk guru-guru di wilayah Jabodetabek.
Menurut Chris, pandemi COVID-19 memukul semua pihak termasuk para guru khususnya guru honorer dari sekolah swasta kecil. Pihak sekolah tidak siap menghadapi COVID-19 sehingga ketika kebijakan belajar jarak jauh para guru membiayai sendiri kebutuhan kuota internet.
"Karena keprihatinan kita mendengar beberapa suara dari guru-guru khususnya swasta kecil, mereka kesulitan menanggung biaya internet. Menurut informasi yang dikumpulkan, sekolah tidak siap harus mengajar online saat pandemi, sekolah belum anggarkan biaya internet," kata Chris.
Baca juga: YIIM dan Insight salurkan bantuan sosial penanganan COVID-19
Baca juga: Yayasan Inspirasi Indonesia latih warga binaan jadi peracik kopi Chris mengatakan, bantuan tersebut diprioritaskan untuk tenaga guru di wilayah Jabodetabek karena menjadi episentrum pandemi COVID-19 di Indonesia. Diharapkan melalui bantuan ini dapat meringankan beban para guru sehingga bisa mengajar secara jarak jauh tanpa terbebani oleh biaya.
Rata-rata para guru mengajar dalam sepekan sebanyak 20-23 jam. Para guru yang menerima bantuan adalah guru-guru yang benar-benar membutuhkan bantuan terutama dari sekolah swasta kecil yang belum tersentuh bantuan dari pemerintah.
"Target kami selama Mei dan Juni ini ada 150 orang guru se-Jabodetabek yang kita bantu," kata Chris.
Selama pandemi, YIIM dan Insight konsisten membantu penanganan COVID-19 dengan menyalurkan bantuan sosial kepada anak yatim dan dhuafa di sejumlah panti asuhan di wilayah Jabodetabek, Provinsi Nanggroe Aceh Darusallam dan Jawa Timur.
Sebelumnya, YIIM dan Insight juga menyalurkan bantuan berupa alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis di rumah sakit rujukan COVID-19, serta nasi bungkus untuk pekerja informal di wilayah Jakarta.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020