Namun kenaikan dibatasi oleh kekhawatiran atas kejatuhan ekonomi dari pandemi virus corona dan margin penyulingan yang lemah.
Harga minyak berjangka kembali pulih dari pelemahan baru-baru ini karena produksi telah menurun lebih cepat dari yang diperkirakan, mengurangi kelebihan pasokan yang menyebabkan tempat-tempat penyimpanan terisi.
Minyak mentah berjangka Brent untuk penyerahan Juli naik 1,10 dolar AS atau 3,2 persen, menjadi menetap pada 35,75 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Juli, berakhir naik 1,53 dolar AS atau 4,8 persen menjadi 33,49 dolar AS per barel.
Data Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun lima juta barel pekan lalu. Sementara persediaan di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman WTI turun 5,6 juta barel.
"Yang dikonfirmasi oleh laporan ini adalah bahwa mimpi terburuk Anda - bahwa kita akan kehabisan ruang penyimpanan - mungkin tidak akan terjadi," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
"Kita perlu melihat lebih banyak tanda-tanda bahwa penyeimbangan kembali terjadi, terutama melalui lebih banyak permintaan," kata Gene McGillian, direktur riset pasar di Tradition Energy.
Continental Resources, salah satu produsen minyak serpih terbesar AS pada Rabu (20/5/2020) mendesak regulator energi negara bagian Dakota Utara untuk melakukan intervensi di pasar minyak melalui langkah-langkah membatasi produksi.
Produksi di Dakota Utara telah turun lebih dari setengah juta barel per hari (bph) dan, bersama dengan pengurangan di Texas dan di tempat lain, membantu mendukung harga.
Permintaan bahan bakar telah meningkat karena pembatasan telah diperlonggar di seluruh dunia, dan data pengiriman menunjukkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu mematuhi janji mereka untuk memotong 9,7 juta barel per hari dalam pasokan.
Persediaan bensin dan sulingan AS naik minggu lalu, karena permintaan turun. Lemahnya keuntungan penyulingan minyak mentah dapat menunda pemulihan permintaan.
Kekhawatiran yang berkepanjangan tentang dampak ekonomi dari pandemi virus corona terutama di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia, membatasi keuntungan.
Pembuat kebijakan Federal Reserve mengulangi janji untuk melakukan apa yang diperlukan guna menopang ekonomi AS, tulis risalah pertemuan kebijakan bank sentral AS 28-29 April yang dirilis pada Rabu (20/5/2020).
Kecuali jika ada peristiwa besar seperti keputusan baru OPEC, pemotongan yang diperpanjang atau penguncian baru, harga kemungkinan akan tetap di sekitar level saat ini, kata Paola Rodriguez Masiu, analis pasar minyak senior di Rystad Energy.
Baca juga: Minyak mentah AS menguat didukung perluasan langkah stimulus tertentu
Baca juga: Harga minyak melonjak dipicu hasil positif vaksin COVID-19
Baca juga: Harga minyak melonjak ketika permintaan menunjukkan tanda-tanda naik
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020