Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) Kementerian Pertanian menyalurkan bantuan benih jagung hibrida unggulan hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ke Nusa Tenggara Timur (NTT).Tujuan program ini agar petani tetap menghasilkan jagung untuk membeli sapi dan sisanya untuk menjaga agar ketersediaan pangan tetap aman di masa pandemi covid 19.
Benih bantuan sebanyak 15 ton yang dikirimkan merupakan varietas unggul toleran terhadap kekeringan hasil penelitian Balitsereal, Maros, untuk mendukung program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) NTT.
"Tujuan program ini agar petani tetap menghasilkan jagung untuk membeli sapi dan sisanya untuk menjaga agar ketersediaan pangan tetap aman di masa pandemi covid 19," ujar Kepala Balitsereal, Muhammad Azrai melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Balitbangtan gandeng Promindo Utama produksi tepung kentang instan
Benih jagung yang disalurkan ke NTT terdiri dari lima varietas yakni NASA 29, JH 27, JH 29, JH 37 dan JH 45. Kelima varietas tersebut selain toleran kekeringan juga produktivitasnya tinggi, dengan rata-rata mencapai 12-13,6 t/ha.
"Benih yang disalurkan selain toleran terhadap kekeringan juga sesuai dengan kondisi sosial budaya petani di wilayah NTT di mana saat panen batang dan daunnya masih hijau atau istilahnya stay green, yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan hijauan ternak," katanya.
Sebelumnya, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat pada April 2020, melakukan panen raya jagung di lokasi gelar teknologi jagung hibrida di Desa Oeteta, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, NTT.
Baca juga: Balitbangtan hasilkan varietas jeruk kualitas ekspor
Di lokasi panen tersebut Gubernur memerintahkan Kepala Dinas Pertanian untuk meningkatkan penyebarluasan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) ke 17 kabupaten.
"Dengan program TJPS bisa meningkatkan kesejahteraan petani NTT, diharapkan petani dapat hasil bukan hanya biji jagung, namun juga menghasilkan pakan ternak yang memanfaatkan batang dari tanaman jagung," ujarnya.
Gubernur juga meminta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTT bersama Dinas Pertanian Provinsi NTT untuk mengawal kegiatan tersebut.
Viktor juga berharap pada September nanti, panen raya jagung dapat kembali dilakukan.
Baca juga: Balitbangtan terus kembangkan bibit unggul kelinci
Sementara itu Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry mengatakan Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) adalah program yang hanya ada di Provinsi NTT dan satu-satunya di Indonesia.
Balitbangtan sebagai institusi yang dipercaya oleh Gubernur NTT, lanjutnya, siap sepenuhnya untuk mendukung dan mengawal teknologinya.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan), Haris Syahbuddin mengatakan, kegiatan TJPS di NTT sudah tepat dan ini yang dimaksud dengan double track dimana hasil jagung pipilan masuk ke industri di sisi lain petani juga dapat memanfaatkan limbah batang serta daun jagung sebagai pakan ternak.
"Tidak lama lagi NTT akan menjadi provinsi yang tidak hanya swasembada jagung, tetapi juga akan meningkatkan ekspor ternak sapi ke daerah lain di Indonesia," katanya.
Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020