Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas I Baubau R Pradigdo, Rabu malam, mengatakan ke enam ABK termasuk nakhoda kapal ditemukan dan dievakuasi oleh kapal tanker MT Alice XXV saat melintas di perairan tempat terjadinya musibah itu.
"Memang ditemukan di laut. Kan kapal Alice ini pas lewat dan tujuan Baubau sehingga di bawa. Kapalnya tadi sandar sekitar pukul 19.00 lewat, mereka sudah dikasih makan dan kita istirahatkan di sini karena sudah berhari-hari juga di laut, kasihan juga kondisinya," ujarnya.
Baca juga: 20 ABK kapal nelayan yang hilang di perairan Parigi Moutong selamat
Para korban, katanya, sebelum turun dari kapal terlebih dulu dilakukan "rapid test" COVID-19 oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KK) dan hasilnya negatif.
"Rencana besok mereka kita kirim dan dibawa ke Makassar, karena besok ada kapal Dharma Feri, nanti di jemput pihak Pemkab Jeneponto di Makassar," ujarnya.
Kepastian memulangkan keenam orang warga Jeneponto itu, katanya, setelah pihaknya berkoordinasi dengan pihak kapal Dharma Feri yang juga tujuan ke Makassar.
Musibah adanya kecelakaan laut itu, kata Pradigdo, diketahui pihaknya setelah mendapat informasi dari pihak Syahbandar Jeneponto.
"Tadi jam 15.00 Wita saya dapat berita ditelpon dari Syahbandar Jeneponto terkait musibah ini," ujarnya.
Baca juga: Seluruh ABK kapal tenggelam di Manokwari berhasil diselamat
Terkait musibah penyebab tenggelamnya kapal tersebut, Pradigdo belum memastikan karena para korban masih diistirahatkan di ruang tunggu terminal pelabuhan Murhum.
"Saya belum tahu, karena kita belum minta keterangan juga dari mereka, mungkin besok" katanya.
Nakhoda kapal Asri menuturkan musibah tenggelamnya kapal disebabkan mesin rusak dan adanya gelombang yang cukup tinggi disertai hujan.
"Mesin macet baru gelombang juga cukup tinggi, air masuk ke dalam kapal," ujarnya.
Bersyukur, katanya, kondisi kapal yang sudah mulai tenggelam para ABK menggunakan drum dan diikatkan di batang kayu guna dijadikan sebagai pelampung.
Musibah yang menimpa mereka di tengah laut itu, katanya, terjadi di sekitar perairan Laut Selayar-Kabaena ketika akan perjalanan pulang kembali ke Jeneponto setelah memuat kayu sebanyak 30 kubik dari Pulau Balu Kabupeten Muna.
"Bersyukur ada kapal yang melintas dan menyelamatkan kami," ujarnya.
Dalam pelayaran dari Jeneponto ke lokasi tujuan, katanya, diperkirakan selama dua hari satu malam.
Informasi dihimpun Antara, ke enam korban merupakan warga Desa Arungkeke Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto yakni, Asri (34), Ferdi (19), Kadir (44), Iwan (28), Sudi (21), dan Liwan (35).
Baca juga: Tim SAR temukan seorang ABK boat pancung tenggelam di perairan Batam
Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020