Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan pemberlakukan skema normal baru atau "new normal" di Ibu Kota Jawa Tengah ini bisa mundur dari waktu yang dijadwalkan, menunggu tren pasien positif COVID-19 bisa dikendalikan.perlu upaya bersama, perlu pengorbanan bersama
"Kalau tingkat penularannya di bawah 1 ya kita jalankan 'new normal'," kata Wali Kota Semarang di Semarang, Kamis.
Namun, lanjut dia, jika tingkat penularan atau RO tidak bisa di bawah 1 maka bisa saja pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) diperpanjang, bahkan bisa pula dilaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Baca juga: Pasar ikan di Semarang jadi klaster baru penyebaran COVID-19
Baca juga: Tiga klaster penyebaran baru picu peningkatan COVID-19 di Semarang
Pemkot Semarang sendiri berencana memulai "new normal" pada 8 Juni 2020, usai PKM tahap 2 selesai dilaksanakan.
Namun, ia mengatakan, telah terjadi penambahan 41 kasus positif baru COVID-19 dalam 10 hari terakhir di Semarang. Peningkatan kasus baru terjadi menjelang Lebaran dan mencapai puncaknya pada 28 Mei 2020.
Oleh karena itu, kata dia, kesiapan Kota Semarang dalam melaksanakan "new normal" sangat bergantung pada tingkat ketertiban masyarakat dalam menjalankan SOP kesehatan.
"Perlu upaya bersama, perlu pengorbanan bersama, perlu saling mengingatkan," katanya.
Baca juga: Tidak ada kematian akibat COVID-19 di Semarang dalam 15 hari terakhir
Baca juga: Bandara Semarang layani penerbangan terbatas saat pandemi COVID-19
Baca juga: RSND: Waspadai penurunan semu angka pemeriksaan swab test
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020