Makoto Uchida, Chief Executive Officer Nissan, dalam pidatonya di Yokohama, Jepang, Kamis (28/5) waktu setempat mengungkapkan bahwa Nissan juga akan memangkas biaya tetap sebesar 300 miliar yen atau sekira Rp41,17 triliun.
Sebagai bagian dari rencana besarnya, Nissan memastikan kembali penutupan pabrik di Indonesia dan akan segera menyusul pabriknya di Barcelona, Spanyol.
Baca juga: Renault-Nissan tunjuk Zutcliffe tangani bisnis kendaraan komersial
Baca juga: Nissan merasa menutup pabrik di Spanyol lebih mahal daripada membangun
Penutupan fasilitas manufaktur di Indonesia dan berkonsentrasi pada pabrik Thailand sebagai basis produksi tunggal bersama mitra aliansi di ASEAN
untuk berbagi sumber daya, termasuk produksi, model, dan teknologi, kata Uchida.
Ke depan, Nissan akan memfokuskan bisnis inti untuk pasar Jepang, China, dan Amerika Utara.
"Rencana transformasi kami bertujuan untuk memastikan pertumbuhan yang stabil alih-alih ekspansi penjualan yang berlebihan. Kami sekarang akan berkonsentrasi pada kompetensi inti kami dan meningkatkan kualitas bisnis kami, sambil mempertahankan disiplin keuangan dan fokus pada pendapatan bersih per unit untuk mencapai profitabilitas," jelas Uchida.
Nissan akan memangkas (right-sizing) kapasitas produksi 20 persen menjadi 5,4 juta unit per tahun dengan asumsi shift kerja standar sebagai bagian dari efisiensi.
Itu dimaksudkan untuk mencapai tingkat pemanfaatan pabrik di atas 80 persen, membuat operasi lebih menguntungkan.
Sebagai konsekuensi, Nissan akan merasionalisasi jajaran produk global sebesar 20 persen--dari 69 menjadi kurang dari 55 model--, yang berarti ada pengurangan 14 model.
Baca juga: Renault semestinya terlibat dalam aliansi baterai Prancis-Jerman
Baca juga: Nissan GT-R50 Italdesign resmi dikenalkan, hanya 50 unit di dunia
Selanjutnya Nissan akan berfokus pada segmen model inti global termasuk kendaraan segmen C dan D yang disempurnakan, kendaraan listrik, dan mobil sport.
Pabrikan Jepang ini akan memperkenalkan 12 model baru dalam 18 bulan ke depan, memperluas kehadiran di kendaraan listrik (EVs) dan mobil yang digerakkan motor listrik, termasuk e-POWER, dengan lebih dari 1 juta unit penjualan setahun pada akhir tahun fiskal 2023.
Di Jepang, Nissan akan meluncurkan dua kendaraan listrik dan empat kendaraan e-POWER lagi, meningkatkan rasio elektrifikasi hingga 60 persen dari penjualan.
Memperkenalkan sistem bantuan pengemudi tingkat lanjut ProPILOT di lebih dari 20 model di 20 pasar, menargetkan lebih dari 1,5 juta unit akan dilengkapi dengan sistem ini per tahun pada akhir 2023.
Dengan menerapkan rencana tersebut, Nissan bertujuan untuk mencapai margin laba operasi 5 persen dan pangsa pasar global yang berkelanjutan 6 persen pada akhir tahun fiskal 2023, termasuk kontribusi proporsional dari 50 persen perusahaan patungan ekuitasnya di China.
#Nissan CEO Makoto Uchida on our new transformation plan, which he announced earlier: "We are prioritizing product segments and core markets to bring Nissan back on track towards sustainable growth.” Learn more about the plan here: https://t.co/W7MHTNcIlQ pic.twitter.com/EuaGBhjFhs
— Nissan Motor (@NissanMotor) May 28, 2020
Baca juga: Poin-poin utama rencana perbaikan aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi
Baca juga: Perjalanan aliansi Nissan-Renault-Mitsubishi dari tahun ke tahun
Baca juga: Tolak merger, Nissan-Renault pilih dua strategi ini
Pewarta: Suryanto
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020