• Beranda
  • Berita
  • 14 model mobil Nissan tak diproduksi lagi, produksi dipangkas

14 model mobil Nissan tak diproduksi lagi, produksi dipangkas

29 Mei 2020 10:18 WIB
14 model mobil Nissan tak diproduksi lagi, produksi dipangkas
Ashwani Gupta, Nissan Chief Operating Officer (kiri) dan Makoto Uchida, Presiden dan Chief Executive Officer Nissan Motor dalam jumpa pers di Yokohama, Kamis (28/5/2020). (ANTARA/Nissan)
Untuk mempertahankan pertumbuhan bisnis berkelanjutan, Nissan menetapkan rencana empat tahun ke depan, di antaranya dengan menghentikan produksi 14 model mobil dan memangkas kapasitas produksi 20 persen di seluruh dunia.

Makoto Uchida, Chief Executive Officer Nissan, dalam pidatonya di Yokohama, Jepang, Kamis (28/5) waktu setempat mengungkapkan bahwa Nissan juga akan memangkas biaya tetap sebesar 300 miliar yen atau sekira Rp41,17 triliun.

Sebagai bagian dari rencana besarnya, Nissan memastikan kembali penutupan pabrik di Indonesia dan akan segera menyusul pabriknya di Barcelona, Spanyol.

Baca juga: Renault-Nissan tunjuk Zutcliffe tangani bisnis kendaraan komersial

Baca juga: Nissan merasa menutup pabrik di Spanyol lebih mahal daripada membangun


Penutupan fasilitas manufaktur di Indonesia dan berkonsentrasi pada pabrik Thailand sebagai basis produksi tunggal bersama mitra aliansi di ASEAN
untuk berbagi sumber daya, termasuk produksi, model, dan teknologi, kata Uchida.

Ke depan, Nissan akan memfokuskan bisnis inti untuk pasar Jepang, China, dan Amerika Utara.

"Rencana transformasi kami bertujuan untuk memastikan pertumbuhan yang stabil alih-alih ekspansi penjualan yang berlebihan. Kami sekarang akan berkonsentrasi pada kompetensi inti kami dan meningkatkan kualitas bisnis kami, sambil mempertahankan disiplin keuangan dan fokus pada pendapatan bersih per unit untuk mencapai profitabilitas," jelas Uchida.

Nissan akan memangkas (right-sizing) kapasitas produksi 20 persen menjadi 5,4 juta unit per tahun dengan asumsi shift kerja standar sebagai bagian dari efisiensi.

Itu dimaksudkan untuk mencapai tingkat pemanfaatan pabrik di atas 80 persen, membuat operasi lebih menguntungkan.

Sebagai konsekuensi, Nissan akan merasionalisasi jajaran produk global sebesar 20 persen--dari 69 menjadi kurang dari 55 model--, yang berarti ada pengurangan 14 model.

Baca juga: Renault semestinya terlibat dalam aliansi baterai Prancis-Jerman

Baca juga: Nissan GT-R50 Italdesign resmi dikenalkan, hanya 50 unit di dunia


Selanjutnya Nissan akan berfokus pada segmen model inti global termasuk kendaraan segmen C dan D yang disempurnakan, kendaraan listrik, dan mobil sport.

Pabrikan Jepang ini akan memperkenalkan 12 model baru dalam 18 bulan ke depan, memperluas kehadiran di kendaraan listrik (EVs) dan mobil yang digerakkan motor listrik, termasuk e-POWER, dengan lebih dari 1 juta unit penjualan setahun pada akhir tahun fiskal 2023.

Di Jepang, Nissan akan meluncurkan dua kendaraan listrik dan empat kendaraan e-POWER lagi, meningkatkan rasio elektrifikasi hingga 60 persen dari penjualan.

Memperkenalkan sistem bantuan pengemudi tingkat lanjut ProPILOT di lebih dari 20 model di 20 pasar, menargetkan lebih dari 1,5 juta unit akan dilengkapi dengan sistem ini per tahun pada akhir 2023.

Dengan menerapkan rencana tersebut, Nissan bertujuan untuk mencapai margin laba operasi 5 persen dan pangsa pasar global yang berkelanjutan 6 persen pada akhir tahun fiskal 2023, termasuk kontribusi proporsional dari 50 persen perusahaan patungan ekuitasnya di China.
 
Baca juga: Poin-poin utama rencana perbaikan aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi

Baca juga: Perjalanan aliansi Nissan-Renault-Mitsubishi dari tahun ke tahun

Baca juga: Tolak merger, Nissan-Renault pilih dua strategi ini

Pewarta: Suryanto
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020