"Penting juga belajar dari negara lain untuk melihat metode paling efektif, termasuk ke negara yang sudah terlebih dahulu membuka kegiatan di sekolah, sebelum masuk tahun ajaran baru," kata dia, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Ia menilai terlepas dari teknis pelaksanaan awal tahun ajaran baru, perlu mendengarkan masukan dari berbagai pakar untuk dapat mengambil keputusan secara bijaksana perihal kegiatan belajar.
Ia menjelaskan, misalnya Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menyebutkan hingga 18 Mei 2020, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) usia anak mencapai 3.324 orang dan 129 anak berstatus PDP meninggal dunia.
Baca juga: Disdik DKI tegaskan sekolah dibuka jika situasi aman dari COVID-19
Temuan itu, menurut dia, menunjukkan tidak benar kelompok usia anak tidak rentan terhadap Covid-19 atau hanya akan menderita sakit ringan saja. Data itu seharusnya bisa menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan otoritas pendidikan.
"Apakah perlu membuka tahun ajaran baru dalam waktu dekat dengan pelonggaran kebijakan atau melanjutkan dan memperkuat sistem belajar jarak jauh sepanjang pandemi Covid-19 masih berlangsung," ujarnya.
Politisi Partai NasDem itu menilai pendidikan memang merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar karena menyangkut generasi berikutnya.
Baca juga: Pimpinan DPRD DKI minta rencana pengoperasian sekolah dikaji dulu
Menurut dia, apabila pemerintah memutuskan untuk membuka kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah, maka perlu dipikirkan bagaimana pengaturan jarak bangku di kelas agar sesuai dengan protokol kesehatan.
"Juga bagaimana menyiapkan fasilitas tempat cuci tangan di sebanyak mungkin titik di sekolah, mengatur jarak bangku kantin, menyiapkan masker dan sebagainya," katanya.
Ia mencontohkan salah satu sekolah di Korea Selatan yang memodifikasi sedemikan rupa bangku sekolah mereka dengan menyiapkan partisi. Hal itu menurut dia perlu dipikirkan sejak jauh hari sebelum membuka kembali kegiatan di sekolah.
Baca juga: Pemerhati pendidikan sarankan pemerintah undur awal tahun ajaran baru
Namun dia menilai, apabila pemerintah memutuskan untuk tetap melanjutkan kegiatan belajar mengajar dari rumah atau jarak jauh, maka perlu segera mengevaluasi proses belajar jarak jauh yang dalam beberapa bulan terakhir ini dilaksanakan.
"Evaluasi dilakukan sampai dengan ke wilayah pelosok, termasuk melihat infrastruktur seperti jaringan internet, ketersediaan komputer, termasuk kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran secara jarak jauh," ujarnya.
Hasil evaluasi tersebut menurut dia, dipakai sebagai dasar untuk perbaikan sistem belajar mengajar pada masa datang.
Iae menilai, upaya-upaya produktif untuk mencari solusi untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar di masa wabah Covid-19 ini harus segera dilakukan karena jangan sampai generasi berikut menjadi korban akibat lalai memikirkan dunia pendidikan.
Baca juga: Legislator minta pemerintah pertimbangkan rencana pembukaan sekolah
Baca juga: Kemendikbud: Sekitar 56 persen sekolah swasta kesulitan akibat pandemi
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020