Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan meminta Tim Gugus Tugas COVID-19 yang bertugas mengeksekusi pasien positif, apalagi yang sudah dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit agar bisa lebih manusiawi."Mungkin bisa lebih presuasif dan dari awal sudah ditekankan itu. Pada prinsipnya bisa memberikan layanan kepada masyarakat, intinya lebih presuasif,"...
"Mungkin bisa lebih presuasif dan dari awal sudah ditekankan itu. Pada prinsipnya bisa memberikan layanan kepada masyarakat, intinya lebih presuasif," ucap Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muh Ichsan Mustari, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat.
Hal tersebut berkaitan dengan video yang viral ke publik saat tim gugus tugas hendak mengeksekusi salah seorang pasien meninggal dunia berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Rumah Sakit Siloam Makassar.
Dalam video itu, keluarga pasien enggan melepaskan orang tuanya dijemput tim gugus tugas untuk dimakamkan dengan protokol kesehatan COVID-19. Sempat terjadi perdebatan yang sangat alot antara petugas dengan keluarga.
Baca juga: Soal penolakan jenazah, psikolog sebut warga butuh edukasi dan contoh
Pihak keluarga korban bersikeras tidak ingin jenazah di bawa tim untuk dimakamkan, bahkan beberapa orang perempuan harus pasang badan menahan eksekusi itu. Petugas TNI yang berjaga-jaga di tempat itu terpaksa bertindak dengan mengunakan tamengnya menahan keluarga korban.
Satu perempuan terpaksa diseret lalu ditarik keluar dari depan kamar pemulasan jenazah, karena menghalangi eksekusi. Akhirnya Jenazah berhasil dibawa ke mobil ambulans selanjutnya di bawa kepemakaman khusus COVID-19 di Mancanda, Kabupaten Gowa, Sulsel.
Menurut Ichsan, pihaknya belum mengetahui duduk persoalan sebenarnya, sehingga ia masih akan mengkonfirmasi berkaitan dengan video yang viral tersebut dan menindaklanjutinya.
Meski demikian, hal itu karena masyarakat belum paham dan perlu diberikan edukasi, sehingga seringkali kejadian seperti itu terjadi, baik pasien itu akan dibawa tempat isolasi, rumah sakit hingga dimakamkan.
Baca juga: Jubir: Jenazah dimakamkan sesuai protokol COVID-19 belum tentu positif
"Masyarakat memang tidak mau tahu, karena belum tahu, makanya perlu diberikan edukasi. Saya belum tahu soal video itu, dan mau mengkonfirmasi kesana," katanya.
Ichsan berharap, tim gugus tugas dalam setiap menjalankan tugasnya, tetap memberikan pelayanan, terutama COVID-19. Sebab melihat kondisi seperti sekarang ini, sebagaian masyarakat belum memahami kerja tim gugus tugas.
"Setiap memberikan layanan terutama yang COVID ini tentu kondisi kepanikan masyarakat masih ada, maka pendekatan presuasif dengan edukatif harus di kedepankan," harap dia.
Dari data yang dilansir di situs covid19.sulselprov.go.id, hari ini, (Kamis 28 Mei 2020) jumlah pasien positif tersisa sebanyak 823 orang, 410 orang dirawat di rumah sakit, 421 isolasi mandiri, dan sembuh 532 orang. Selanjutnya meninggal dunia sebanyak 72 orang. Total keseluruhan pasien positif berjumlah 1.427 orang.
Sedangkan untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) total sementara 1.645 orang, 1.279 sehat dan pulang (non Covid), dalam pengawasan 218 orang serta meninggal dunia tercatat 148 orang. Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) 5.030 orang, sudah dipantau 4.265 orang dan masih dipantau 765 orang.
Baca juga: Jenazah perawat Shelly dilepas dengan penghormatan terakhir
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020