"Saya kira, implementasi new normal itu memang tidak bisa dihindari. Namun harus melalui kajian yang matang. Jangan grusa grusu karena ini menyangkut nyawa rakyat Indonesia," ujar Hardjuno saat menggelar Bakti Sosial (Baksos) di SMP/SMK Karya Putra Bangsa di Tapos Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu.
Berdasarkan data Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 per Jumat (29/5) sejumlah 25.216 orang.
Dari angka tersebut, sebanyak 17.204 orang dirawat. Sementara pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 6.492 orang dan meninggal dunia 1.520 orang.
Menurut dia, penerapan normal baru saat ini terlalu terburu-buru, karena kasus COVID-19 masih tinggi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan bermunculan klaster-klaster baru penyebaran COVID-19 di Indonesia.
Namun Hardjuno berharap jika transisi menuju tatanan baru harus berjalan maka perlu pengawasan ketat tanpa ketakutan. Untuk itu, pemerintah harus punya program mensukseskan kehidupan normal baru di Indonesia.
"Jika tidak maka akan berpotensi mengalami kegagalan sosial di negeri ini. Jangan sampai banyak yang angkat tangan dan berteriak, 'Terserah'," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan komunikasi pemerintah saat implementasi normal baru harus jelas dan terkoordinasi. Tujuannya, agar seluruh elemen masyarakat taat menjalankan peraturan sehingga normal baru ini berhasil.
"Seluruh dunia saat ini perang melawan musuh yang tidak nampak yaitu Virus Corona yang berdampak pada semua lini kehidupan kesehatan, sosial, ekonomi. Kita harus menang melawan COVID-19 dengan kedisiplinan, sehingga dapat kembali ke kehidupan normal," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna mengapresiasi Baksos yang digelar HMS Center ini. Dia berharap, Baksos ini menjadi trigger bagi elemen civil society lainnya agar senantiasi hadir bersama masyarakat.
"Atas nama Pemkot Depok, saya berterima kasih kepada HMS Center. Semoga kegiatan ini mendorong elemen masyarakat yang lainnya agar hadir ke tengah masyarakat dan umat," ujarnya.
Baca juga: HMS Center minta pemerintah tidak buru-buru longgarkan PSBB
Baca juga: HMS Center: Larangan mudik harus tegas untuk cegah COVID-19
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2020