"Sebanyak 23.000 pengangguran yang ada di Pati merupakan orang-orang yang sebelumnya bekerja di perantauan, namun menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK)," kata Wakil Bupati Pati Saiful Arifin di sela-sela memberikan pengarahan di Kantor Dinsas Pertanian Pati, Selasa.
Baca juga: Bappenas: Pekerja dirumahkan dan PHK capai 2 juta-3,7 juta orang
Menurut dia, sektor pangan di Kabupaten Pati produksinya cukup baik di tengah pandemi COVID-19, mulai dari beras, unggas, kambing, dan sapi.
Meskipun di tengah wabah virus corona, kata dia, petani masih bisa melakukan tanam padi maupun ketela, demikian halnya di sektor peternakan bisa berproduksi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Untuk itu, lanjut dia, sektor pangan maupun peternakan perlu didorong terus, jangan sampai dengan adanya pandemi seperti saat ini malah tidak berproduksi.
Baca juga: Pemerintah perluas Program Padat Karya Tunai, tekan pengangguran
"Terlebih penduduk Indonesia ini butuh tangan-tangan terampil dan khususnya hasil pertanian maupun peternakan dari Kabupaten Pati," ujarnya.
Ketika sektor pangan dan peternakan diperkuat, menurut dia, pengangguran yang ada di Pati bisa diserap di kedua sektor tersebut.
Apalagi, lanjut dia, banyak investor yang masuk ke Kabupaten Pati di kedua sektor tersebut.
Baca juga: Pemerintah siapkan langkah atasi pengangguran akibat COVID-19
Ia berharap Dispertan perlu memberikan semangat bagi para warga yang saat ini kehilangan pekerjaan, bahwa sektor pertanian maupun peternakan inilah yang perlu dikuatkan agar dapat membuka lapangan pekerjaan.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020