• Beranda
  • Berita
  • Vietnam usulkan penyelenggaraan KTT ke-36 ASEAN secara tatap muka

Vietnam usulkan penyelenggaraan KTT ke-36 ASEAN secara tatap muka

3 Juni 2020 14:13 WIB
Vietnam usulkan penyelenggaraan KTT ke-36 ASEAN secara tatap muka
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Jose Tavares menyampaikan keterangan pers secara daring dari Jakarta, Rabu (3/6/2020). (Handout Kemlu RI)

Jadi hal ini belum tuntas dibicarakan. Barangkali dalam beberapa hari mendatang akan diputuskan bersama apakah akan dilakukan secara 'face to face' di Vietnam atau melalui 'video conference',

Vietnam mengusulkan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-36 ASEAN secara face to face atau tatap muka di Kota Da Nang pada 27-28 Juni mendatang.

Namun, usulan untuk mengadakan KTT secara fisik itu masih terus dibahas oleh negara anggota mengingat risiko penyebaran wabah COVID-19, kata  Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Jose Tavares, di Jakarta, Rabu.

“Jadi hal ini belum tuntas dibicarakan. Barangkali dalam beberapa hari mendatang akan diputuskan bersama apakah akan dilakukan secara face to face di Vietnam atau melalui video conference,” kata Jose dalam konferensi pers secara daring.

Terdapat beragam pandangan di ASEAN mengenai perlunya mengadakan KTT secara tatap muka atau secara virtual mengingat risiko yang dihadapi para kepala negara jika harus bepergian ke Vietnam. 

Rangkaian acara yang dijadwalkan oleh Vietnam sebagai ketua ASEAN tahun 2020 itu mencakup pertemuan puncak antara pemimpin negara; pertemuan tingkat menteri bidang keamanan politik, ekonomi, dan sosial budaya; serta pertemuan tingkat pejabat tinggi.

Baca juga: Presiden yakini ASEAN Plus Three dapat atasi krisis akibat COVID-19
Baca juga: KTT ASEAN Plus 3 hasilkan 9 komitmen bersama lawan COVID-19


Sejak mewabahnya COVID-19 yang kini telah berkembang menjadi pandemi, Vietnam masih bertahan dengan nol kasus kematian akibat virus tersebut.

Jumlah kasus yang terkonfirmasi di negara itu pun relatif rendah, yaitu 328 kasus dengan 298 orang dinyatakan sembuh, berdasarkan data lembaga statistik Worldometer per 3 Juni 2020.

Keberhasilan Vietnam dalam penanganan COVID-19 didukung upaya pencegahan bahkan beberapa pekan sebelum kasus pertama terdeteksi di negara itu serta penguncian nasional yang diberlakukan ketat selama tiga minggu.

Aturan pembatasan sosial di Vietnam telah dicabut pada akhir April, dan kegiatan bisnis serta sekolah dibuka kembali setelah tidak ditemukan satu pun kasus infeksi lokal selama 40 hari.

Terus aktif

Meskipun pandemi COVID-19 memunculkan tantangan dalam dunia diplomasi dan kerja sama internasional, termasuk di ASEAN, Jose memastikan bahwa organisasi tersebut terus aktif melaksanakan berbagai pertemuan dan kerja sama.

“Memang banyak kegiatan yang dibatalkan seperti program pengembangan kapasitas dan pelatihan, tetapi pertemuan yang berkaitan dengan negosiasi masih terus berlangsung,” kata dia.

Sejak awal 2020, Jose mencatat puluhan pertemuan telah diselenggarakan oleh ASEAN, meskipun secara virtual.

Salah satu pertemuan yang diselenggarakan oleh ASEAN yakni KTT khusus virtual mengenai penanganan COVID-19, pada 14 April lalu---di mana dalam pertemuan tersebut berkembang rumor bahwa Vietnam ingin memperpanjang masa keketuaannya hingga tahun depan.

Namun, Jose menjelaskan hingga saat ini belum ada pembahasan mengenai isu tersebut.

“Belum pernah ada usulan dari Vietnam mengenai perpanjangan keketuaan hingga tahun depan. Apabila ada, tentu kita akan membahasnya. Namun, sampai saat ini belum ada usulan atau pembicaraan mengenai hal itu di ASEAN,” tutur Jose.

Keketuaan ASEAN dilaksanakan secara bergilir setiap tahun sesuai urutan abjad negara anggotanya. Berdasarkan urutan tersebut, Brunei Darussalam akan mengampu tugas sebagai ketua ASEAN pada 2021.

Baca juga: Ikuti KTT Khusus ASEAN, Presiden tekankan pentingnya sinergi
Baca juga: KTT Khusus ASEAN deklarasikan 7 hal utama terkait penanganan COVID-19

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020