Insya Allah melalui Program Sahabat Usaha Mikro Indonesia (UMI) kami bisa meringankan beban warga yang ekonomi keluarganya menurun karena sulitnya lapangan pekerjaan
Lembaga Kemanusiaan Global Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sulawesi Tengah (Sulteng) membantu modal usaha warga Sulteng, termasuk penyintas bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong (Padagimo) yang saat ini terdampak secara ekonomi pandemi COVID-19.
“Insya Allah melalui Program Sahabat Usaha Mikro Indonesia (UMI) kami bisa meringankan beban warga yang ekonomi keluarganya menurun karena sulitnya lapangan pekerjaan," kata Kepala Cabang ACT Sulteng, Nurmarjani Loulemba, di Palu, Rabu.
ACT Sulteng membantu pemulihan ekonomi warga terdampak bencana 28 September 2018 silam melalui Pogram Sahabat UMI. Program ini difokuskan untuk untuk membantu kelompok perempuan pelaku usaha mikro yang usahanya tergoncang hebat.
Dalam teknis pelaksanaannya, ACT Sulteng memilih warga yang berada di kelas bawah atau ultra mikro untuk dibantu, dengan sasaran utama ibu rumah tangga yang saat ini menjadi tulang punggung keluarga, atau turut membantu suami karena kondisi ekonomi yang tidak mencukupi.
Menurut Nurmarjani hal itu dilakukan oleh ACT Sulteng karena banyak kepala keluarga yang kehilangan pekerjaan setelah bencana 28 September 2018 silam.
Jika dari sektor pertanian, tidak sedikit pula lahan pertanian mengalami kekeringan hingga tidak bisa berproduksi sehingga para petani terpaksa harus bekerja serabutan, hal membuat istri petani juga ikut membantu memulihkan ekonomi keluarga.
Di satu sisi, kata dia, penyintas bencana 28 September 2018 turut serta berhadapan dengan pandemi COVID-19, sekolah tutup dan banyak orang kehilangan pekerjaan sehingga ACT Sulteng Fokus dengan Program Sahabat UMI ini.
“ ACT Sulteng menyalurkan bantuan berkisar dari Rp500 ribu hingga Rp1 juta per orang dengan menyesuaikan kondisi jualan dari para ibu-ibu pelaku usaha, begitu juga dengan kemampuan mereka mengelola usaha tersebut,” katanya.
Dia mengatakan ACT Sulteng juga intensif melakukan pendampingan agar bantuan tersebut tidak digunakan secara konsumtif, namun khusus untuk modal usaha.
"Untuk usaha nasi kuning misalnya, biasanya, dari beberapa kasus yang kami temui, hari ini mereka biasanya menjual 30 bungkus, keesokan harinya mereka bisa menjualnya hanya 20 bungkus, itu terjadi karena dari modal, ada yang terpakai untuk kebutuhan hari-hari, sehingga perlu didampingi untuk beberapa waktu,” katanya.
Saat ini, untuk Sulteng ACT sudah memberikan kepada 15 penerima manfaat di Kota Palu yang disalurkan sejak peluncuran pada H-1 Idul Fitri 1441 H lalu.
ACT tidak berhenti sampai di sini, harapannya bisa menyalurkan kepada 1 juta ibu rumah tangga yang menjadi penggerak ekonomi di keluarga, sesuai target ACT pusat bahwa satu hari minimal 10 orang penerima manfaat, sehingga sampai saat ini sukarelawan ACT Sulteng terus melakukan penilaian di lapangan, demikian Nurmarjani Loulemba.
Baca juga: ACT bantu warga terdampak COVID-19 melalui program Sahabat UMI
Baca juga: Langkah ACT bantu Sulteng cegah COVID-19 di Pasigala
Baca juga: ACT latih penyintas bencana Sigi membuat makanan olahan cokelat
Baca juga: ACT bantu beras 2 ton untuk pondok pesantren di Sulawesi Tengah
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020