"Pembuatan APD ini anggarannya dari pemerintah, dimana anggaran yang tadinya untuk pelatihan kami alihkan untuk memproduksi APD, kemudian hasilnya akan kami sumbangkan ke masyarakat dan rumah sakit," kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Pontianak, Farhan Hidayat di Pontianak, Rabu.
Baca juga: Dinkes: Tambahan tujuh kasus positif COVID-19 baru di Kalbar
Menurut dia, APD berupa pelindung wajah dan baju hazmat akan disumbangkan ke rumah sakit di Kabupaten Kubu Raya.
Dia mengatakan, ada sekitar lima orang warga binaan yang memang sudah pandai menjahit terlibat dalam pengerjaan APD itu. Lima warga binaan ini bekerja dengan target per harinya 20 buah, dan target maksimalnya 200 buah berbagai jenis APD.
"Dengan dana sekitar Rp40 juta kami menargetkan bisa produksi APD sebanyak 600 buah, dengan rincian masing-masing masker, baju hazmat, dan pelindung wajah 200 buah," katanya.
Ia mengakui, dalam pembuatan APD ini terutama untuk bahan pakaian atau baju hazmat memang mengalami kendala karena sulitnya ketersediaan bahan yang harus didatangkan dari daerah Jawa. Walaupun begitu, dia yakin target pembuatan 600 buah APD itu dapat dicapai.
Baca juga: Pontianak perpanjang belajar di rumah tanpa batas waktu
Terkait kondisi seluruh penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Pontianak, Farhan menyebutkan hingga saat ini dari 986 orang warga binaan itu belum ada warga binaan yang rapid test reaktif.
"Sesuai arahan Kemenkumham untuk mencegah penularan COVID-19 sudah tiga bulan ini kami tidak menerima pengunjung dari luar. Untuk itu kami maksimalkan seluruh pegawai dan setiap regu pengaman Lapas yang ada," katanya.
Baca juga: Umat Islam diminta bersabar dengan ditiadakannya pemberangkatan haji
Baca juga: Polda Kalbar-Kodam Tanjungpura latihan bersama persiapan normal baru
Pewarta: Andilala
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020