Wilayah kantong yang dijalankan oleh Hamas tersebut, yang perbatasannya dikontrol ketat oleh Israel dan Mesir, mencatat 61 kasus COVID-19 terkonfirmasi. Semua kasus dalam fasilitas karantina. Sementara itu, terdapat satu kematian selama krisis kesehatan. Seperti diketahui bahwa 2 juta warga Palestina tinggal di Gaza.
Dalam sepekan terakhir otoritas Muslim di wilayah tersebut memperbolehkan shalat Jumat di masjid, setelah dua bulan ditutup.
Baca juga: Qatar bantu Jalur Gaza Rp2,48 triliun untuk perangi virus corona
Baca juga: Pria Palestina dibui lantaran kabur dari karantina COVID-19
Masjid-masjid kini kembali dibuka untuk para jamaah. Abdel-Hadi Al-Agha, direktur Kementerian Urusan Agama dan Wakaf pimpinan Hamas, mengaku dirinya telah menginstruksikan ketua masjid agar menerapkan khotbah dan doa secara singkat sebagai langkah kehati-hatian demi kesehatan.
Ahmed Al-Safadi, seorang imam Kota Gaza, mengatakan ratusan orang menjalankan shalat subuh di masjid tempatnya.
"Kegembiraan masyarakat untuk kembali ke rumah Allah merupakan berkah yang luar biasa," katanya.
Otoritas Gaza juga memerintahkan agar sekolah pendidikan dini kembali dibuka.
Sistem edukasi di Gaza dan Tepi Barat ditutup pada Maret guna membantu menekan penyebaran virus corona.
Tahun ajaran untuk SD dan SMP di Gaza dan Tepi Barat secara resmi telah berakhir, dengan pengecualian ujian akhir dimulai pada Sabtu untuk murid SMA.
Sumber: Reuters
Baca juga: Di tengah COVID-19, Dubes RI sapa WNI aktivis kemanusiaan di Gaza
Baca juga: Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza tetap berlanjut saat pandemi
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020