Menurut Marketing Head iPrice Andrew Prasetya dalam konferensi virtual, Rabu (3/6) malam, persiapan terpenting bagi para pelaku usaha rintisan adalah menerima dan mulai mengikuti kebiasaan serta tren yang terbentuk dari normal baru ini.
"User shifting mengenai kebiasaan customer mulai mencari barang-barang di internet, bagaimana kita akan ikut menyesuaikan kebutuhan customer, itu merupakan tantangan yang harus dihadapi," kata Andrew.
Lebih lanjut, ia mengatakan pelaku usaha rintisan dalam menyikapi hal tersebut harus jeli dalam melihat peluang agar perusahaannya bisa menyesuaikan tren dan kebutuhan pelanggan.
"Ini akan menjadi opportunity as long as kita provide informasi ke customer. Orang mulai beralih semua ke online, dan challenge-nya adalah mengikuti shifting behaviour dari orang," ujar dia.
"Kita optimistis ini bisa menjadi peluang baik dengan kita adjust informasi ke orang-orang dan jeli melihat apa tren yang lagi dicari oleh mereka," kata Andrew yang dihubungi dari Malaysia itu.
Bagi perusahaan rintisan yang ia tempati, iPrice, Andrew mengatakan pihaknya juga masih gencar untuk memberikan konten-konten terkait tren sebagai usaha untuk memasarkan perusahaannya.
"Content marketing terus jalan dan malah nanjak gas untuk membuat konten-konten terkait COVID-19 dengan membuat analisa, produk, tren yang jalan dengan situasi ini," kata dia.
Sebagai orang yang terjun di dunia startup secara langsung, Andrew berharap pemerintah juga dapat memberikan komunikasi yang baik kepada pelaku bisnis agar bisa memproyeksi bisnisnya dengan baik di masa depan.
Informasi yang cepat dan transparan, serta aturan yang tegas, menurut Andrew akan sangat membantu pelaku usaha dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya bagi bisnisnya.
Baca juga: Hal yang harus diperhatikan "startup" agar bisa bertahan saat pandemi
Baca juga: Airy Rooms berhenti beroperasi akhir bulan ini
Baca juga: KBRI dorong "startup" tekfin Inggris investasi di Indonesia
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020