Peneliti ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov berharap direksi baru Adhi Karya menggarap potensi besar proyek infrastruktur kesehatan yang mengalami peningkatan akibat pandemi COVID-19.sekarang sektor properti mengalami penurunan akibat daya beli masyarakat yang lemah
"Kalau sekarang sektor properti mengalami penurunan akibat daya beli masyarakat yang lemah, sementara salah satu sektor infrastruktur yang sedang mengalami peningkatan adalah infrastruktur kesehatan," ujar Abra saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis malam.
Menurut dia, proyek infrastruktur kesehatan ini ada yang sifatnya dari pemerintah, ada juga yang dari pihak swasta.
"Kalau yang swasta bisa dilirik pada peluang pengembangan fasilitas rumah sakit swasta, khususnya untuk penanganan COVID-19 atau infrastruktur kesehatan lainnya milik swasta," katanya.
Peneliti Indef itu menilai keterlibatan Adhi Karya dalam membangun infrastruktur kesehatan khususnya rumah sakit khusus COVID-19 di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, bisa menjadi nilai tambah dan daya tawar untuk memenangkan tender-tender proyek infrastruktur kesehatan milik swasta.
"Keterlibatan dan pengalaman Adhi Karya dalam membangun rumah sakit khusus COVID-19 UGM milik pemerintah bisa menjadi nilai jual bagi BUMN tersebut untuk bisa masuk di proyek-proyek infrastruktur kesehatan milik swasta," ujar Abra.
Sebagai alternatif, lanjut dia, bisa dibilang rasional untuk mempertimbangkan agar terlibat lebih dalam pada proyek-proyek infrastruktur kesehatan, mengingat proyek-proyek yang masih dan akan terus bersinar ke depannya salah satunya ialah proyek infrastruktur kesehatan.
"Di era New Normal yang masih dalam bayang-bayang COVID-19 sekarang, pastinya pihak swasta juga mendorong pembangunan fasilitas baru khusus COVID-19 mengingat ada demand yang tinggi dari masyarakat serta dukungan pemerintah untuk anggaran kesehatan juga mengalami peningkatan," katanya.
Sebelumnya Rapat umum pemegang saham tahunan PT Adhi Karya yang dilaksanakan pada Kamis menyetujui Entus Asnawi Mukhson sebagai direktur utama baru menggantikan Budi Harto.
Dalam rapat umum pemegang saham tahunan tersebut, Adhi Karya (Persero) Tbk. mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp2,6 triliun hingga April 2020 di mana realisasi perolehan kontrak baru didominasi oleh Pembangunan Rumah Sakit Khusus COVID-19 di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sementara itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Rumah Sakit (RS) Akademik Universitas Gajah Mada (UGM) sebagai RS rujukan penanganan COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat rampung sebelum Lebaran Idul Fitri 2020.
Pembangunan lanjutan RS Akademik UGM tersebut dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Badan Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi DIY dengan kontraktor PT Adhi Karya dan Manajemen Konstruksi PT. Virama Karya.
Baca juga: RUPST setujui Entus Asnawi Mukhson sebagai dirut baru Adhi Karya
Baca juga: Adhi Karya: Progres pembangunan LRT Jabodebek mencapai 71,2 persen
Baca juga: Adhi Karya catat perolehan kontrak baru Rp2,6 triliun hingga April
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020