Pengumuman itu disampaikan oleh Head of Threat Analaysis Group Google, Shane Huntley, melalui akun Twitter-nya, Jumat. Temuan tersebut, menurut dia, merupakan indikasi terbaru adanya mata-mata digital yang secara rutin menargetkan para politisi papan atas.
Huntley mengatakan "tidak ada tanda kompromi. Kami telah mengirimkan peringatan serangan pemerintah kepada pengguna dan kami menyerahkannya kepada penegak hukum federal."
Baca juga: Google dilaporkan batalkan kontrak 2.000 pekerja
Baca juga: Aplikasi Pesan Google akan dapatkan enkripsi ujung ke ujung
Sementara, dikutip dari Reuters, upaya peretas dari Iran untuk membobol email staf kampanye Trump telah didokumentasikan sebelumnya. Tahun lalu, Microsoft mengumumkan bahwa kelompok yang dijuluki Charming Kitten telah mencoba masuk ke akun email milik staf kampanye presiden AS yang tidak disebutkan namanya, yang sumbernya diindentifikasi sebagai staf Trump.
Awal tahun ini, perusahaan intelijen Area 1 Security mengatakan peretas Rusia telah menargetkan perusahaan yang terkait pada sebuah perusahaan gas Ukraina di mana putra Biden pernah bertugas sebagai jajaran direksi.
Google menolak untuk memberikan rincian di luar cuitan Huntley.
"Kami telah mengirimkan peringatan seranga yang didukung pemerintah kepada pengguna yang ditargetkan, dan kami menyerahkan informasi ini kepada penegak hukum federal," kata perwakilan Google kepada Reuters.
Peretasan, yang ikut campur dalam pemilu, telah menjadi perhatian pemerintah AS, terutama sejak badan intelijen AS menyimpulkan bahwa Rusia menjalankan operasi peretasan dan propaganda untuk mengganggu proses demokrasi AS pada 2016 untuk membantu calon presiden Trump saat itu menjadi presiden.
Salah satu targetnya adalah infrastruktur digital yang digunakan oleh staf kampanye kandidat presiden Demokrat 2016 Hillary Clinton.
Sementara itu, Charming Kitten, kelompok yang diidentifikasi oleh Google sebagai kelompok yang bertanggung jawab atas penargetan kampanye Trump tersebut, baru-baru ini juga menjadi berita utama dalam upaya peretasan lainnya, termasuk peretasan yang menargetkan perusahaan farmasi Gilead Sciences Inc.
Awal tahun ini, Reuters mengaitkan kelompok itu dengan upaya penyamaran sebagai tokoh media dan jurnalis terkenal.
Direktur senior perusahaan keamanan siber FireEye Inc., John Hultquist, menggambarkan dua kelompok peretasan tersebut sebagai "aktor spionase" dan mengatakan mereka kemungkinan berusaha mengumpulkan informasi ketimbang mencuri bahan untuk membocorkannya secara online.
Baca juga: Facebook rilis alat transfer foto ke Google Photo, ini cara pakainya
Baca juga: Google hapus aplikasi "anti-China"
Baca juga: Google tidak sengaja beri akses Android 11 beta
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020