Pengusaha usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sektor akomodasi, makanan dan minuman di Sumatera Utara tercatat paling banyak yang meminta relaksasi kredit saat pandemi COVID-19.Hanya lapangan usaha telekomunikasi dan yang terkait dengan informasi dan teknologi yang tidak terdampak
"Dari total nilai kredit UMKM sektor akomodasi, makanan dan minuman, sebesar 40,4 persen di antaranya sudah diusulkan pengusahanya untuk mendapat restrukturisasi kredit dari perbankan, " ujar Kepala Bank Indonesia ( BI) Kantor Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Jumat.
Sektor akomodasi, makanan dan minuman terdampak besar pandemi COVID-19 karena masyarakat lebih banyak di rumah dan pengusaha sektor itu juga memilih atau terpaksa tidak beroperasi.
Menurut laporan, ujar Wiwiek, perbankan sesuai arahan mulai dan sedang melakukan restrukturisasi kredit kepada nasabahnya yang terdampak COVID-19.
Mulai dari penundaan pembayaran kredit hingga hanya membayar utang pokok pinjaman.
Wiwiek menyebutkan, pandemi COVID-19 memang menimbulkan dampak negatif terhadap banyak sektor.
"Hanya lapangan usaha telekomunikasi dan yang terkait dengan informasi dan teknologi yang tidak terdampak," ujar Wiwiek Sisto Widayat yang didampingi Direktur BI Sumut, Andiwiana S dan Ibrahim.
Harapannya, ujar Wiwiek, dimulainya normal baru, secara perlahan akan menggerakkan perekonomian di Sumut.
"Dengan perekonomian yang semakin baik, diharapkan usaha UMKM pulih lagi sehingga pembayaran kredit lancar kembali dan juga penyaluran kredit perbankan meningkat lagi, " ujar Wiwiek.
Baca juga: BI perkirakan hanya konstruksi yang tumbuh pada triwulan II di Sumut
Baca juga: BI : Pertumbuhan ekonomi Sumut 2020 diperkirakan tinggal 1,2 persen
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020