• Beranda
  • Berita
  • Jepang amati situasi Hong Kong dengan keprihatinan mendalam

Jepang amati situasi Hong Kong dengan keprihatinan mendalam

8 Juni 2020 15:58 WIB
Jepang amati situasi Hong Kong dengan keprihatinan mendalam
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berbicara dalam sebuah konferensi pers di Tokyo, Jepang, Senin (25/5/2020). (REUTERS/KIM KYUNG-HOON)

Kami telah menyampaikan pendapat kami dengan cara ini secara langsung dan cepat ke China dan telah membuat pendapat kami cukup jelas bagi masyarakat internasional

Jepang mengamati situasi di Hong Kong dengan "keprihatinan mendalam" setelah China mengesahkan undang-undang keamanan baru untuk kota tersebut, kata Perdana Menteri Shinzo Abe pada Senin.

Abe juga menekankan pentingnya langkah-langkah yang menjunjung tinggi prinsip "satu negara, dua sistem".

Pernyataan tersebut menyusul laporan kantor berita Kyodo pada Minggu (7/6) yang mengutip para pejabat Inggris, Amerika Serikat, dan negara-negara lain yang mengatakan Jepang telah memutuskan untuk tidak bergabung dengan mereka untuk mengeluarkan pernyataan yang mengecam China atas undang-undang baru, yang dapat membahayakan otonomi khusus dan kebebasan Hong Kong.

Tetapi Tokyo sangat prihatin, kata Abe kepada parlemen.

Baca juga: Mayoritas perusahaan AS di Hong Kong khawatirkan UU keamanan
Baca juga: PM Johnson ingatkan China: Inggris tidak akan tinggalkan Hong Kong


"Hong Kong adalah mitra yang sangat penting dalam hal ikatan ekonomi yang erat dan hubungan manusia, dan penting bahwa sistem asli 'satu negara, dua sistem' ditegakkan dan hal-hal berjalan dengan stabil dan demokratis," ujar dia.

Jepang menyatakan keprihatinan tentang langkah Beijing dalam sebuah pernyataan pada 28 Mei, hari ketika  Tiongkok mengesahkan undang-undang, dan memanggil duta besar Tiongkok untuk menyampaikan pandangannya.

Sebuah sumber pemerintah yang mengetahui masalah itu mengatakan Jepang tidak berpartisipasi dalam pernyataan bersama tersebut sebagian karena "pemberitahuan yang agak singkat" dan sebagian untuk fokus pada upaya-upaya oleh negara-negara Kelompok Tujuh, ketimbang konsentrasi kepada para penandatangan pernyataan bersama itu.

"Jepang mengambil posisi untuk melakukan apa yang harus dilakukan secara independen, dalam hal ini karena, pertama, kendala waktu, dan kedua, posisi dasar kami adalah kami menekankan upaya kami di G7," kata sumber itu kepada Reuters.

Negara-negara lain telah menyatakan pujian atas sikap independen Jepang, dan tidak menerima keluhan, tambah sumber itu, yang meminta tak disebut namanya karena masalah itu sensitif.

"Kami telah menyampaikan pendapat kami dengan cara ini secara langsung dan cepat ke China dan telah membuat pendapat kami cukup jelas bagi masyarakat internasional," kata kepala sekretaris kabinet Jepang Yoshihide Suga pada konferensi pers.

Jepang berada di tengah-tengah ketegangan AS-China di Hong Kong saat negara itu menyiapkan rencana kunjungan kenegaraan Presiden China Xi Jinping, yang awalnya dijadwalkan pada April tetapi ditunda karena virus corona.

Sumber: Reuters

Baca juga: Jepang tolak ikut mengecam China atas UU keamanan Hong Kong
Baca juga: Prancis tetap dukung prinsip "satu negara, dua sistem" di Hong Kong

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020