Pengamat Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah mengatakan kinerja Kementerian Pertanian untuk membantu kesejahteraan petani sudah baik dalam masa pandemi COVID-19.Kebijakan untuk bantuan petani sudah bagus, sudah memperhatikan fokus dan lokasi daerah
"Kebijakan untuk bantuan petani sudah bagus, sudah memperhatikan fokus dan lokasi daerah," kata Rusli dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Kementan sebut pemanfaatan lahan rawa di Kalteng butuh Rp2,55 triliun
Ia mengatakan strategi ketahanan pangan selama masa pandemi ini juga sudah dijalankan dengan optimal untuk menahan lesunya di sektor pertanian.
Selain itu, menurut dia, pasokan logistik tidak mengalami hambatan karena stok beras hingga akhir Juli 2020 diprediksi mencapai 8,13 juta ton.
Meski demikian, Rusli mengharapkan adanya kebijakan tambahan berupa bantuan bagi petani di zona hijau yang mulai terdampak dari segi pemasaran produk pangan.
"Pemerintah harus lihat ini, jangan hanya zona merah yang diberi bantuan, tapi juga zona hijau yang ikut terdampak," katanya.
Terkait nilai tukar petani (NTP) yang turun selama pandemi, menurut Rusli, merupakan hal yang wajar karena pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Ia menilai kondisi ini merupakan fenomena sesaat, apalagi NTP dapat kembali pulih, kalau harga gabah kembali meningkat.
"Kebijakan Mentan menaikkan harga gabah tidak bisa dilakukan sendirian, karena upaya mengendalikan inflasi, juga harus kerja sama dengan BI," katanya.
Baca juga: Kementan terus berupaya jaga pasokan pangan
Baca juga: Kementan ingatkan petani percepat musim tanam kedua tahun ini
Pewarta: Satyagraha
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020