"Saat ini referensi yang bagus yang bisa kita pelajari untuk mengambil keputusan apakah liga sepak bola Indonesia bisa dilakukan lagi, bisa merujuk ke protokol yang sudah disusun dan diterapkan di Liga Jerman," ujar Arif dalam Webinar yang diselenggarakan LPEM FEB Universitas Indonesia, Kamis.
Dalam paparannya, federasi sepak bola dan pemerintah Jerman menyusun protokol kesehatan yang di dalamnya mencakup sejumlah aspek pencegahan penularan.
Mulai dari pengaturan di dalam lapangan saat pertandingan, pengaturan kehidupan pemain beserta keluarganya, lalu tata cara peliputan media, hingga pelaksanaan latihan.
Para pemain dan keluarganya pun tak lepas dari pengawasan. Mereka didorong untuk melakukan tes PCR.
Baca juga: Siapa saja yang boleh masuk stadion ketika restart Bundesliga
Baca juga: Saat Bundesliga mulai lagi
"Keluarga pemain dan staf pemain secara sukarela melakukan tes PCR secara reguler. Lalu tes PCR ini juga diberlakukan sebelum pertandingan dan dilakukan secara berkala," katanya.
Meski begitu kata dia, alasan Liga Jerman bisa memulai kembali kompetisi dan menelurkan panduan protokol kesehatan tak terlepas dari kesigapan pemerintah setempat dalam mengatasi pandemi di negara tersebut.
Saat ditemukan kasus pertama, mereka langsung membentuk tim serta memberlakukan sistem karantina wilayah secara komprehensif. Pemerintah Jerman juga memberikan dana insentif bagi masyarakat sipil hingga pelaku usaha agar perekonomian tidak ambruk.
Di satu sisi, pelacakan secara masif serta kesiapan rumah sakit untuk menangani korban positif menjadi aspek yang penting dalam memutus rantai penularan. Hingga akhirnya Jerman menjadi negara pertama di Eropa yang mampu lepas dari jerat COVID-19 dan bisa memulai kembali Bundesliga.
"Atas dasar perkembangan ini akhirnya diputuskan Bundesliga dibuka atas dasar kemampuan Jerman di kesehatan. Tingkat infeksi yang rendah membuat Bundesliga dibuka tapi dengan Guide Lines," katanya.
Baca juga: Sejumlah penyesuaian mewarnai dilanjutkannya Liga Jerman
Baca juga: PSSI rancang persiapan TC timnas U-19 pada 15 Juni
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2020