• Beranda
  • Berita
  • Hari Donor Darah Sedunia, suplai berkurang hingga 30 persen

Hari Donor Darah Sedunia, suplai berkurang hingga 30 persen

15 Juni 2020 00:54 WIB
Hari Donor Darah Sedunia, suplai berkurang hingga 30 persen
Dokumentasi - Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menunjukkan kantong berisi darah pendonor di ruang layanan donor darah PMI Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (9/5/2020). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/hp.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertepatan dengan peringatan Hari Donor Darah Sedunia 2020 menyebut suplai darah berkurang sekitar 20 hingga 30 persen.

Ketua Tim untuk Darah dan Produk Asal Manusia lainnya Kantor Pusat Organisasi Kesehatan Dunia Yuyun Maryuningsih dalam sesi tanya jawab WHO menyambut Hari Donor Darah Sedunia secara live diakses dari Jakarta, Minggu malam, mengatakan efek pandemi COVID-19 di semua regional yakni suplai darah berkurang 20 hingga 30 persen.

Meski demikian ia mengatakan kondisi suplai darah yang berkurang tersebut tidak sampai menimbulkan dampak karena semua rumah sakit sedang fokus pada penyembuhan pasien COVID-19. Mereka jarang melakukan tindakan operasi yang membutuhkan darah.

Baca juga: Donor darah saat pandemi COVID-19 aman

Menurut Yuyun, kebijakan “lockdown” di berbagai negara menyebabkan masyarakat tidak dapat mendonorkan darahnya secara rutin. Sesuai ketentuan mereka diperbolehkan mendonorkan darahnya 2-3 minggu sekali dan maksimal 24 kali dalam setahun.

Namun demikian, kebijakan tersebut ada berbeda-beda di setiap negara. Begitu pula soal usia minimal pendonor yang ditetapkan 18-65 tahun, namun ada negara yang memiliki kebijakan membolehkan pendonor usia 16-17 tahun dengan seizin orang tua.

Sebelumnya Yuyun mengatakan mendonorkan darah saat pandemi COVID-19 aman dilakukan asal tetap mengikuti protokol kesehatan.

“Tentu saja aman donor saat COVID-19 masih terjadi, selama tetap mengikuti aturan kesehatan,” katanya.

Seperti diketahui, transmisi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 berasal dari tetesan kecil (droplet) saat seseorang yang terjangkit penyakit tersebut bersin atau batuk. Jadi sangat penting untuk pusat transfusi darah selalu membersihkan atau menyemprotkan disinfektan semua ruangan dan area lainnya dalam gedung yang menjadi pusat donor darah.

“Termasuk memperhatikan tempat sampah di mana pendonor membuang tisu bekasnya,” kata Yuyun.

Pendonor juga harus menjaga jarak, petugas harus menggunakan sarung tangan, keduanya harus selalu memakai masker, sementara pengelola pusat donor darah perlu memastikan ventilasi ruangan yang digunakan mendonorkan darah terjaga baik agar pertukaran udara tidak terhambat, lanjutnya.

Selain itu, Yuyun menyarankan pendonor mengisi formulir yang dapat memudahkan pelacakan atau tracking jika di kemudian hari diketahui ada yang terpapar COVID-19.

Baca juga: Golongan darah pendonor plasma harus sama dengan pasien COVID-19
Baca juga: Wagub DKI ajak masyarakat tidak takut donor darah saat pandemi

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020