"Dengan demikian total kasus terkonfirmasi positif SARS-CoV-2 di Tulungagung hingga hari ini sebanyak 138 orang," papar Sekretaris II Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung, dr. Kasil Rokhmad di Tulungagung.
Kasus baru itu, dijelaskan Kasil, tersebar di 16 dari total 19 kecamatan yang ada di Tulungagung.
Jumlah kasus baru corona paling banyak diidentifikasi berasal dari Kecamatan Bandung sebanyak 12 orang, disusul dari Kecamatan Boyolangu, Gondang dan Ngunut masing-masing empat orang.
Baca juga: Angka kesembuhan pasien COVID-19 Tulungagung capai 50 persen
Baca juga: Terpapar COVID-19, tapi pabrik rokok tetap berproduksi
Selebihnya dari Kecamatan Campurdarat, Ngantru, Rejotangan dan Tulungagung terkonfirmasi penambahan masing-masing dua orang.
Delapan kecamatan lain masing-masing menyumbang satu kasus baru COVID-19.
"Dari Kecamatan Ngunut yang paling banyak temuan terkonfirmasi positif COVID-19, rinciannya, enam orang berstatus ODR (Orang Dengan Risiko) dari pasien PDP (Pasien Dalam Pengawasan) reaktif SARS-CoV-2 dengan inisial A.N. Empat orang berstatus OTG (orang tanpa gejala) dan dua dari pasien PDP," kata dr. Kasil.
Penambahan kasus ini menjadi tertinggi di Tulungagung sejak kasus corona mulai terdeteksi positif pada pasien PDP asal Kecamatan Bandung pada akhir Maret.
Tes usap keliling secara masal yang dilakukan Unit Laboratorium Mikrobiologi RSUD dr. Iskak menjadi variabel pembeda tingginya temuan kasus corona di daerah itu.
Sebelumnya, tes usap massal gelombang pertama di RSUD dr. Iskak maupun sejumlah tempat telah menyumbang penambahan kasus baru sebanyak 27 orang, terbanyak dari Kecamatan Karangrejo sebanyak 15 orang.
"Sedangkan yang sembuh hari ini ada satu orang dari kluster pabrik rokok, sehingga total pasien COVID-19 yang sembuh secara keseluruhan ada 56 orang," paparnya.
Prosentase kesembuhan pasien COVID-19 di Tulungagung dengan demikian mencapai 41 persen.
Kasil yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung optimistis angka kesembuhan bakal terus bertambah seiring penanganan kasus yang cepat dan tepat sesuai protokol penanganan kasus corona yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kian tingginya kasus COVID-19 di Tulungagung ini disebut dipengaruhi pola penularan yang berkembang.
Jika sebelumnya pola penyebaran bersifat kluster, kini semakin menyebar dengan pola propagated, yakni penularan dari orang ke orang secara berantai dari kelompok tertular pertama. (*)
Baca juga: Tulungagung konfirmasi lima pasien baru positif COVID-19
Baca juga: Anggota DPR serahkan APD dan alat tes cepat ke RSUD Tulungagung
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020