"Kita harus akui ada alutsista kita yang berusia sudah tua meskipun masih dinyatakan layak terbang, apalagi hanya untuk latihan misalnya," kata Sukamta di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan pesawat milik TNI sudah beberapa kali jatuh seperti pada tahun 2016 pesawat Tucano jatuh di Malang, kemudian akhir tahun 2016 pesawat Hercules C-130 jatuh di Wamena.
Baca juga: DPR desak Kemhan audit alutsista TNI terkait jatuhnya pesawat
Menurut dia, pada awal Juni 2020, helikopter milik TNI AD jatuh di Kendal menewaskan 4 orang, sehingga mencerminkan kondisi alutsista Indoneisa yang tidak bisa dipungkiri.
"Oleh karena itu, evaluasi rutin harus terus dilakukan. Mungkin kita perlu buat standar baru yang tinggi atas kondisi kelayakan terbang pesawat TNI," ujarnya.
Dia menilai standar kelayakan yang ada sekarang harus dibuat lebih ketat lagi sehingga pesawat yang selama ini masih dikatakan layak terbang oleh standar lama, bisa jadi sudah tidak layak terbang menurut standar baru nanti.
Baca juga: Panglima TNI sampaikan rencana kerja terkait percepatan Alutsista
"Jadi hanya pesawat yang tergolong baru saja yang layak diterbangkan. Ini lebih baik untuk keselamatan kita semua, bangsa ini," katanya.
Dia mengatakan jangan sampai anekdot yang beredar lalu menjadi kenyataan yaitu "pesawat tempur Indonesia tidak perlu ditembak, toh nanti jatuh sendiri", karena juga terkait marwah pertahanan Indonesia di hadapan dunia internasional.
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI itu menilai tahun 2020 bertepatan dengan mulai masuknya pada tahap ke-4 Kekuatan Pokok Minimum (MEF) yaitu tahun 2020-2024, berbagai kejadian tersebut sekaligus bisa menjadi momentum untuk terus mengevaluasi dan memperkuat alutsista Indonesia.
Baca juga: Komisi I DPR mendukung penguatan pertahanan TNI
Dia mendorong agar industri pertahanan Indonesia lebih ditingkatkan karena negeri ini mempunyai PT Dirgantara Indonesia yang bisa memproduksi pesawat, bahkan produknya sudah diekspor ke beberapa negara.
"Semoga ke depan kita bisa memenuhi sendiri kebutuhan alutsista dalam negeri secara dominan dan minim impor alutsista, sehingga kebutuhan anggarannya bisa ditekan dan dioptimalkan untuk dapat spesifikasi yang tinggi," katanya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020